kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jangan Tolak Vaksin


Selasa, 12 Januari 2021 / 10:18 WIB
Jangan Tolak Vaksin
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Hasil survei Kementerian Kesehatan yang menyatakan masih ada masyarakat Indonesia menolak vaksin Covid-19 bukan isapan jempol. Bahkan, belakangan gerakan menolak vaksin ini makin santer terdengar, baik dalam obrolan di warung-warung kopi atau dalam perbincangan ibu-ibu saat berbelanja di tukang sayur.

Alasan masyarakat menolak vaksin beragam, mulai dari meragukan keamanan vaksin hingga mempertanyakan kehalalan vaksin karena made in China. Pokok saya sekeluarga menolak divaksin, walaupun itu gratis, ujar seorang ibu saat tengah berbelanja di tukang sayur di daerah Depok, Jawa Barat.

Pernyataan si ibu tersebut langsung diamini ibu-ibu lainnya. Iya kami sekeluarga juga tak mau divaksin, timpal ibu-ibu lainnya. Ada juga yang menolak dengan alasan pandemi korona merupakan rekayasa perusahaan vaksin.

Di lihat dari latar belakang ekonomi dan pendidikan, tak sedikit dari mereka yang menolak vaksin ini berasal dari kelas menengah dengan jenjang pendidikan sarjana (S1)

Apapun alasan dan latar belakangnya, gerakan penolakan vaksin ini cukup massif dan perlu disikapi serius oleh pemerintah. Tidak cukup hanya merangkul selebriti model Raffi Ahmad atau Bunga Citra Lestari, pemerintah juga perlu menggandeng tokoh agama dan masyarakat untuk menggencarkan kampanye perlunya vaksinasi untuk melawan penyebaran pandemi Covid-19.

Hal itu penting guna menumbuhkan kesadaran publik akan pentingnya vaksin untuk mencegah penyakit di masa pandemi. Mengapa vaksinasi Covid-19 diperlukan? Jawaban atas pertanyaan itu yang harus terus dikomunikasikan ke masyarakat.

Menjawab pertanyaan itu tentu turut menjelaskan apa yang dimaksud dengan vaksin. Asal tahu, vaksin mengandung bakteri atau virus penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau sudah dimatikan. Dengan divaksin, tubuh dapat belajar membangun antibodi khusus untuk organisme tersebut. Saat bertemu dengan antigen organisme yang sebenarnya di kemudian hari, tubuh sudah tahu cara mengalahkannya.

Nah, saat banyak orang divaksin, patogen sulit menyebar karena sebagian besar yang dijangkitinya sudah kebal. Keadaan ini disebut kekebalan kelompok.

Muara dari semua itu, aktivitas masyarakat akan kembali normal dan ekonomi bakal pulih seperti sebelum masa pandemi. Namun, bila gerakan penolakan vaksin ini meluas, tentu target herd immunity sulit terwujud.

Penulis: Havid Vebri

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×