kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   -11,56   -1.24%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebakaran hutan hujan tropis Amazon


Kamis, 29 Agustus 2019 / 14:13 WIB
Kebakaran hutan hujan tropis Amazon


Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Tri Adi

Semua manusia mungkin sepakat tentang perlunya upaya menjaga kelestarian lingkungan alam. Namun dalam praktiknya, urusan melestarikan alam itu jauh lebih rumit. Contoh terbarunya adalah kebakaran yang melanda wilayah Amazon di Brazil, kawasan hutan hujan tropis terbesar di dunia.

Kebakaran di Amazon menarik perhatian dunia karena ia adalah kawasan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Dengan luasnya yang kini tinggal 2,2 juta meter persegi, Amazon praktis paru-paru dunia terbesar, karena mampu menyaring hingga 80 juta miliar karbon.

Amazon, beserta dua kawasan hutan hujan tropis terbesar lainnya, yaitu kawasan basin Kongo dan Asia Tenggara, termasuk sebagian wilayah Indonesia, jelas sangat diperhatikan dunia. Masyarakat dunia berharap, kawasan itu tetap lestari agar kelestarian lingkungan, dan tentu, kehidupan manusia tak terancam.

Namun mencapai harapan itu memang tidak mudah. Penyebab utamanya adalah negara-negara di mana kawasan hutan hujan tropis berada tidak termasuk dalam kategori negara-negara yang memiliki ekonomi sangat maju.

Negeri pemilik kawasan hijau itu masih berada di tahap berkembang. Dan, sangat mungkin pemerintahan di negeri-negeri penguasa hutan itu memiliki agenda ekonomi yang justru bertentangan dengan tujuan pelestarian lingkungan.

Pemerintahan Jair Bolsonaro, yang merupakan Presiden Brazil saat ini di mata media dunia jelas masuk ke kelompok itu. Agenda pemerintahan Bolsonaro yang disebut-sebut ikut memicu tingginya kebakaran hutan di Amazon selama tahun ini, yang mencapai 80.000 titik api. Angka yang naik 80% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan latar belakangan semacam itu, Bolsonaro pun menjadi baper kelas berat begitu Presiden Prancis Emmanuel Macron membawa persoalan kebakaran Amazon ke konferensi G7. Paket bantuan senilai US$ 22 juta sontak ditolaknya. Sikap yang belakangan ia koreksi.

Sebagai pemilik kawasan hutan hujan tropis yang luas, Indonesia punya dilema yang sama seperti Brazil. Di satu sisi, pemerintah punya agenda untuk menyejahterakan rakyatnya, yang mungkin akan bertolak belakang dengan upaya pelestarian lingkungan.

Situasi yang paling pas diambil pemerintah adalah berkompromi. Sebagai negeri yang berdaulat, Indonesia maupun Brasil tentu harus peduli dengan kesejahteraan warganya. Namun, jangan sampai agenda ekonomi itu merusak alam.♦

Thomas Hadiwinata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×