Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Tri Adi
Perjuangan para perantau dan 'pejuang' wisata untuk mendapatkan harga tiket terjangkau berbuah manis. Per 13 Januari 2019, Asosiasi Penerbangan Indonesia atau INACA akhirnya sepakat untuk menurunkan kembali tarif tiket pesawat. Keputusan ini dilakukan setelah industri penerbangan Tanah Air mendapatkan tekanan dari publik, mulai keluhan di jejaring sosial hingga munculnya petisi online.
Hingga akhirnya, harga tiket penerbangan domestik langsung turun. Sebelumnya, ada beberapa kejanggalan yang terjadi. Pertama, harga tiket penerbangan domestik tidak kunjung turun kendati masa peak season telah berakhir. Kedua, kenaikan harga tiket domestik sangat signifikan hingga melampaui harga tiket internasional.
Pro-kontra terkait masalah ini tak terhindarkan. Pihak yang pro berpendapat, kenaikan harga tiket pesawat sudah seharusnya dilakukan karena tarif batas atas dan batas bawah terakhir kali ditetapkan pada 2016 lalu. Alasannya, banyak asumsi-asumsi dasar yang sudah berubah seperti kenaikan avtur dan pelemahan rupiah. Kondisi ini bisa menyebabkan pihak maskapai merugi.
Sementara, pihak kontra berpendapat lonjakan harga tiket pesawat akan merugikan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Alasannya, para wisatawan akan berpikir ulang untuk berwisata. Melihat perbedaan yang signifikan antara harga tiket domestik dan luar negeri, bukan tidak mungkin banyak masyarakat yang lebih memilih untuk berwisata ke luar negeri.
Kenaikan harga tiket pesawat jika memang didasarkan dengan alasan yang jelas, sah-sah saja. Namun, yang terjadi, pihak maskapai tidak transparan terkait alasan mengerek harga tiket. Alhasil, banyak pertanyaan yang muncul. Apalagi ada fenomena masyarakat Aceh yang ramai-ramai membuat paspor hanya untuk terbang ke Jakarta via Malaysia. Tentu ini membuat hati miris.
Pemerintah seharusnya mempertimbangkan dengan matang sebelum memberlakukan sebuah kebijakan. Penarikan kembali kebijakan yang sudah diumumkan ke publik tentu akan berdampak negatif bagi kinerja pemerintah. Ada pihak yang menilai hal ini merupakan modus pencitraan ala pemerintah. Selain itu, muncul kecemasan baru tentang keamanan perjalanan udara
Saya berharap, penurunan harga tiket pesawat ini tak mengurangi biaya operasional keamanan. Jangan sampai kemenangan para perantau dan 'pejuang' wisata kali ini hanya kemenangan semu sebab nyawa jadi taruhannya.•
Barratut Taqiyyah Rafie
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News