kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,08   -1,43   -0.16%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemiskinan dan kemandirian perempuan


Selasa, 03 Oktober 2017 / 13:21 WIB
Kemiskinan dan kemandirian perempuan


| Editor: Tri Adi

Publik baru saja dikejutkan dengan berdirinya Partai Ponsel dan diresahkan dengan programnya melalui situs www.nikahsirri.com. Situs ini menampilkan konten mesum, lelang keperawanan, hingga kawin kontrak. Si empunya mengklaim upaya ini demi membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan jodoh, menikah dengan mudah, sekaligus mengentaskan dari kemiskinan. Polisi akhirnya menetapkan Aris Wahyudi, pemilik situs tersebut, sebagai tersangka.  .  

Lepas dari fenomena di atas, terdapat pembelajaran bahwa perempuan masih rentan menjadi objek eksploitasi. Kondisi perempuan rentan terjebak dari kondisi kemiskinan. Faktanya, kebijakan perekonomian Indonesia masih bias gender dan kurang ramah terhadap perempuan

Akselerasi perempuan dalam bidang ekonomi dan wirausaha dibutuhkan dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan membangun perekonomian. Salah satu yang dibutuhkan adalah munculnya banyak wirausahawati  (womenpreneur). Perlu upaya mendorong dan mengelolanya secara proporsional dan profesional.

Rasio wirausaha Indonesia hingga akhir 2016 mencapai 3,1%. Capaian ini telah melampaui 2% dari populasi penduduk, sebagai syarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera. Namun demikian, rasio ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia 5%, China 10%, Singapura 7%, Jepang 11% dan Amerika Serikat (AS) 12%.

Kaum perempuan memiliki peran yang besar dalam kemajuan perekonomian negara. Posisinya dapat sebagai pekerja maupun pengusaha. Sebanyak 60% UKM dijalankan oleh perempuan (Kementerian Koperasi dan UKM, 2016). Partisipasi perempuan dalam bidang ketenagakerjaan juga naik dari 48,87% menjadi 55,04%. UMKM perempuan dinilai paling bertahan dari krisis moneter, ekonomi, pangan dan energi yang menimpa dunia dan Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (Lia, 2017).

Mastercard Index of Women Entrepreneurs (WIME) menempatkan Indonesia pada peringkat 32 dari 54 negara dalam indeks pengusaha perempuan. Porsi perempuan sebagai pemilik usaha di Indonesia baru menyentuh angka 23,8%.

Dari sisi wanita karier, statistiknya lebih baik. Indonesia menempati posisi keenam sedunia, dimana 36% posisi senior di perusahaan dipegang oleh perempuan. Pertumbuhan per tahunnya sebesar 16%. Tren global menunjukkan negara-negara berkembang mengungguli negara maju dalam hal keragaman kepemimpinan di dunia bisnis (Gani, 2016).

Survei Grant Thornton menunjukkan sebesar 20% posisi general manager atau office manager dikendalikan oleh perempuan. Selanjutnya perempuan yang memegang posisi lebih penting, seperti CEO dengan angka 17%, direktur sebesar 10%, chief financial officer (CFO) sebanyak 7%, dan chief operating officer (COO) sebanyak 3%.

Permasalahan yang menimpa wanita karier juga tidak sedikit. Antara lain peluang kerja kecil dan dipersulit, kesenjangan gaji,  Dilema berbusana, kerentanan pelecehan seksual, dilema keseimbangan karier dan keluarga,  serta munculnya persepsi negatif terkait sikap ambisius perempuan pekerja.

Penumbuh kemandirian

Perekonomian Indonesia saat ini sedang dihinggapi kelesuan dan penurunan daya beli publik.  Lepas dari pro dan kontra atas itu, penumbuhan wirausaha menjadi kebutuhan niscaya demi perbaikan ekonomi. Sektor perempuan dan generasi milenial penting dibidik menjadi subjek potensial.

Perempuan memiliki jumlah signifikan dan potensial secara kualitas. Generasi milenial juga membutuhkan saluran positif guna mengisi bonus demografi agar produktif. Banyak hal yang mesti dipenuhi guna menangkap prospek womenpreneur agar lebih baik dan berkelanjutan.

Pertama, dari aspek bantuan permodalan. Kemudahan persyaratan akses permodalan mutlak harus dipenuhi tanpa mengurangi unsur kehati-hatian lembaga keuangan. Pemerintah yang mestinya memfasilitasi dan memberikan garansi. Selain pemberian langsung melalui program pemerintah, permodalan penting disinergikan dengan perbankan, lembaga keuangan mikro, koperasi dan lainnya.

Kedua, adalah aspek kebutuhan pelatihan mulai dari start-up hingga pengawalan usaha berjalan. Saat ini pemerintah hanya mengandalkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang minim secara jumlah dan inovasi jenis usaha. Jumlah BLK mesti diperbanyak dan disebar. Jenis usaha yang dilatihkan juga mesti mengikuti perkembangan zaman dan tren pasar global.

Ketiga, adalah aspek inovasi dan kreasi agar berdaya saing global. Sektor yang prospektif menjawab ini adalah industri atau ekonomi kreatif. Produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif tumbuh  4,35% dari Rp784,82 triliun pada 2014 menjadi Rp. 852,24 triliun pada 2015. Kontribusi terhadap PDB naik dari 7,1% pada 2014 menjadi 7,34 persen pada tahun 2015. Penduduk yang bekerja di sektor ekonomi kreatif juga bertambah dari sebelumnya 15,17 juta orang menjadi 15,96 juta (Bekraf, 2017).

Target ekonomi kreatif Indonesia berdaya saing global telah dicanangkan dengan visi 2030. Peta jalan mesti disusun dan dijalankan secara partisipatif. Keunggulan berbasis potensi budaya lokal mesti diprioritaskan. Pasar besar dalam negeri harus menjadikan ekonomi kreatif lokal menguasai mayoritas dan  menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Pelaku ekonomi kreatif perempuan penting dimunculkan dalam upaya mewujudkannya. Sektor ekonomi kreatif yang paling potensial diisi perempuan  antara lain fesyen, kuliner, dan desain.

Dilema perempuan terkait fungsi kodrati sebagai ibu penting dikelola dan bukan dibenturkan. Aspek manajerial mesti dikuatkan sejak awal. Posisi sentral perempuan sebagai tiang negara juga mesti tidak diabaikan. Sinergi saling melengkapi antara laki-laki dan perempuan juga mesti diupayakan dalam keseimbangan yang proporsional. Kerentanan dan kendala perempuan untuk berusaha penting diminimalisasi dan dijamin oleh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×