kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kiat Ekonomi Vietnam Kala Pandemi


Kamis, 28 Mei 2020 / 10:29 WIB
Kiat Ekonomi Vietnam Kala Pandemi
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Dampak pandemi Covid-19 telah membuat ekonomi dunia berada pada titik nadir krisis global. Pandemi Covid-19 ini telah menyasar kepada 200 negara di dunia. Lumpuhnya sektor-sektor ekonomi akibat pandemi ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia menurun hingga minus 3%. Dan mayoritas negara telah mengalami resesi atau perlambatan ekonomi. Beberapa negara yang tidak memiliki fondasi ekonomi yang kuat, telah mengalami krisis ekonomi.

Menurut IMF, bila para pejabat di berbagai negara tidak mampu merespon pandemi Covid-19 dengan kebijakan yang cepat dan tepat, risiko resesi dunia akan terjadi di tahun 2021. Lockdown besar-besaran yang banyak dilakukan di berbagai negara berdampak langsung terhadap menurunnya pertumbuhan ekonomi.

Dampak ekonomi ini juga terjadi di negara Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi yang semula diproyeksikan 4,7%, diturunkan menjadi hanya 1%.

Hal yang sama juga terjadi di Vietnam. Sejak awal masuknya kasus Covid-19 di Vietnam, telah berdampak pada ekonomi Vietnam. Banyak pusat industri dan bisnis tutup, begitu juga pusat-pusat wisata yang menjadi salah satu andalan ekonomi Vietnam. Ditambah lagi sejak ditutupnya perbatasan dengan China telah berdampak pada transaksi bisnis kedua negara. Vietnam mengandalkan China untuk sekitar 30% impornya.

Menurut Direktorat Jenderal Statistik, di semua instansi dan bidang, serta tiga sektor utama ekonomi semuanya terkena dampak yang signifikan karena Covid-19. Bidang pertanian, kehutanan dan perikanan menujukkan dampak yang paling negatif, pertumbuhannya hanya mencapai 0,08%. Sektor industri dan konstruksi pada triwulan ini hanya meningkat 5,15%, begitu juga pada sektor pertambangan dan mineral mengalami pertumbuhan negatif. Biasanya sektor jasa menduduki persentase paling tinggi dalam GDP, tapi dampak Covid-19 telah membuat pertumbuhan di sektor ini hanya 3,27% (vovworld.vn 13/4/2020)

Dampak ekonomi Covid-19 bagi Vietnam begitu nyata. Lantas bagaimana strategi ekonomi Vietnam dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 ini? Dan bagaimana masa depan ekonomi Vietnam pasca pandemi ini?

Sedari awal, sejak mulai masuknya wabah covid-19 di Vietnam, pengambil kebijakan telah menyusun langkah-langkah strategis ekonomi agar jangan sampai dampak pandemi Covid-19 ini membuat Vietnam mengalami krisis ekonomi. Berikut langkah-langkah strategis yang telah dilakukan negara tersebut.

Pertama, Bank Sentral Vietnam memerintahkan ke bank komersil untuk menghilangkan, memotong, atau menunda pembayaran bunga atas pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang tengah bergelut dengan dampak pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan untuk meringankan para pelaku usaha yang produksinya berhenti akibat Covid-19, dan juga masyarakat yang memiliki pinjaman di perbankan.

Kedua, restrukturisasi dan menganekaragamkan pasar ekspor sebagai solusi mendesak bagi perekonomian Vietnam. Banyak sektor seperti permesinan, pengolahan, manufaktur, tekstil, mengalami kesulitan karena wabah Covid-19.

Ketiga, memeriksa semua sektor dan bidang bagi khususnya barang yang diekspor ke Tiongkok dan negeri-negeri lain untuk mencari solusi pemasaran di pasaran domestik, mendistribusikan pada sistem ritel.

Keempat, mendorong produksi petani untuk menjamin kebutuhan di dalam negeri dan ekspor. Merestrukturisasi produksi pertanian menurut arah beradaptasi dengan perubahan iklim, mengembangkan keunggulan daerah yang berdasarkan peningkatan persentase hasil perikanan dan buah-buahan.

Selain itu produksi pengolahan dan ekspor juga akan berubah. Pekerjaan menganekaragamkan pasar ekspor hasil pertanian, hasil kehutanan, hasil perikanan akan diperkuat. Selain itu menciptakan mekanisme dan menyerap investasi dari badan-badan usaha di bidang pertanian dan teknologi.

Instansi pertanian secara tepat waktu memberikan informasi dan memperkuat pasar ekspor hasil petani. Selain itu Kementrian Pertanian melakukan berbagai upaya diantaranya: melakukan perundingan untuk memperluas pasar ke negara-negara Uni Eropa, Asia, Amerika Serikat (AS), Brasil dan negara lainnya.

Kelima, sebagaimana yang dikatakan oleh Perdana Menteri (PM) Nguyen Xuan Phuc, dalam konferensi online antara PM dengan komunitas badan usaha, pada 9 Mei 2020, menggerakkan kembali perekonomian Vietnam, berusaha mencapai pertumbuhan GDP sebanyak lebih dari 5%, jadi bukan 2,7% seperti prediksi IMF, bersamaan dengan itu mengekang inflasi dibawah 4%. Untuk mencapai target itu harus fokus pada lima ujung tombak serangan (vovworld.vn10/5/2020): (i) menyerap investasi dari semua unsur ekonomi di dalam negeri, terutama investasi swasta; (ii) menyerap modal foreign direct investment (FDI); (iii) memperkuat ekspor; (iv) mendorong investasi publik; (v) menstimulasi konsumsi domestik dengan jumlah penduduk kira-kira 1 juta jiwa.

Ekonomi Vietnam

Di saat negara-negara lain sedang berjibaku melawan pandemi Covid-19, Vietnam menjadi negara yang sukses dalam melawan pandemi ini. Kesuksesan itu ditunjukkan dengan tidak adanya angka kematian karena kasus Covid-19, disamping itu jumlah penduduk yang positif Covid-19 sangat rendah yakni 300-an kasus.

Keberhasilan Vietnam keluar dari krisis Covid-19 ini tentu menjadi catatan tersendiri bagi para investor asing untuk melirik Vietnam menjadi negara yang strategis untuk berinvestasi. Situasi ini juga didukung dengan situasi perang dagang antara China dengan AS, yang berujung pada pemindahan investasi dari negara China ke Vietnam. Perang dagang ini menjadi peluang bagi Vietnam untuk memperkuat investasi asing di Vietnam.

Keberhasilan Vietnam dalam keberhasilannya menangani wabah Covid-19, tidak membuat ekonomi Vietnam jatuh ke lubang yang sangat dalam. Krisis ini hanya menurunkan pertumbuhan ekonomi Vietnam sebesar satu persen, dan saat ini mereka sedang memacu kembali pertumbuhan ekonominya.

Vietnam juga didukung dengan stabilitas politiknya. Stabilitas politik yang kuat akan memudahkan mobilisasi sumber daya dan jaminan akan keamanannya untuk menjaga investasi.

Harus diakui, dalam situasi pandemi saat ini, Vietnam merupakan negara yang masih memiliki pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di Asia Tenggara. Recovery ekonomi yang cepat pasca Covid-19, membuat vietnam akan kembali mencapai target pertumbuhan ekonominya sebagaimana rancangan awalnya, yakni pertumbuhan hingga 7%. Dan masa depan ekonomi Vietnam pun akan sangat menjanjikan.

Penulis : Agus Marwan

Sekretaris Jenderal Forum Masyarakat Literasi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×