Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi
Prospek emiten bank tahun depan akan jauh lebih baik. Kondisi ini juga menjadi gambaran bagaimana perkembangan ekonomi Indonesia di tahun depan. Karena seperti diketahui jika perbankan adalah urat nadi perekonomian sebuah negara.
Banyak faktor yang membuat sektor keuangan ini akan baik seperti kemampuan bank dalam menahan serbuan sentimen negatif yang mendera di 2018, mulai dari pelemahan rupiah, hingga tren bunga acuan yang terus naik.
Tapi nyatanya, perbankan di Indonesia mampu mengerek pertumbuhan kredit. Pertumbuhan kredit pada kuartal III tahun ini yang berada di level 12,75% sudah berada di atas proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni naik 10% sampai 12% secara tahunan. Tak hanya itu, berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI), rasio kredit macet perbankan menurun di 2,65% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 2,93%.
Ini membuktikan, perbankan masih dapat menyalurkan kredit dengan baik. Tahun depan, potensi bisnis perbankan akan kian stabil karena bank rajin efisiensi. Tak hanya itu, bank juga berupaya meningkatkan fee based income untuk menekan potensi penurunan margin bunga bersih di saat tren bunga naik.
Tahun depan, saya prediksikan kredit akan tumbuh minimal sama dengan tahun 2018. Sektor usaha kecil dan menengah (UMKM) diproyeksikan dapat mendorong pertumbuhan kredit perbankan. Selain itu, pasca pesta politik perbankan juga akan kembali menggenjot kredit karena permintaan akan meningkat seiring kepastian akan pemerintahan yang baru.
Di sisi lain, kepercayaan investor pun akan meningkat terlihat dari arus modal asing kembali masuk dan mulai membeli efek di dalam negeri. Ini juga sinyal positif bagi industri perbankan. Apalagi laju pergerakan rupiah yang akan lebih stabil juga membuat industri keuangan akan lebih baik. Likuiditas perbankan yang semakin longgar diharapkan dapat diimbangi dengan penyaluran kredit tepat sasaran.•
William Surya Wijaya
Analis Indosurya Sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News