kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,72   -9,77   -1.06%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kita hanya membutuhkan wasit


Rabu, 03 Juli 2019 / 13:20 WIB
Kita hanya membutuhkan wasit


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Tri Adi

Pada waktu seseorang ingin berbisnis, tentunya ia akan mencoba menelaahnya dengan menyeluruh. Kalau mau lebih berhati-hati mungkin dia akan mempelajari hulu industri untuk memastikan keamanan pasokan bahan baku dan hilir industri untuk memastikan produknya diminati para konsumen.

Memang ada juga pengusaha yang hobinya ikut-ikutan. Melihat tetangga atau temannya sukses membangun bisnis, ia ikut mencemplungkan uangnya ke dalam bisnis yang sama. Tapi biasanya para pengusaha jenis ini tidak akan bisa bertahan lama, karena biasanya dia akan menemukan kenyataan-kenyataan yang tidak seindah kelihatannya.

Misalnya saja, Anda mau mencoba jadi pengusaha ayam geprek yang tengah in di kota-kota besar. Apakah Anda bisa yakin usaha ini bisa 100% berhasil? Rasanya tidak ada orang yang bisa yakin usahanya bisa 100% berhasil. Tapi kalau bisa saya buat angka, mungkin tingkat keyakinan berada di kisaran 10%-90%. Tentu di negara yang sistem perdagangannya tertata baik, tingkat keyakinan bisa makin tinggi.

Tapi untuk menata sistem perdagangan, wewenangnya ada di tangan para penguasa. Sayangnya para penguasa dan politisi kita seringkali menerbitkan kebijakan-kebijakan salah kaprah. Sebut saja salah satu mantan kepala daerah yang jor-joran menjanjikan peluang usaha kepada setiap orang yang menjadi warganya. Ia bahkan sempat menjanjikan subsidi modal untuk para pengusaha baru tersebut.

Bisa ditebak, setelah ia benar-benar terpilih skema bisnis pun tak bisa berjalan lama. Walau sempat ramai dan digadang-gadang akan dijadikan program nasional, sekarang ini model bisnis itu sudah tidak terlalu kelihatan lagi jejaknya.

Menciptakan pengusaha memang tak mudah. Tentu saja pengusaha yang saya maksudkan adalah pengusaha sejati, yang berniat menjalankan bisnis untuk waktu lama. Bukan pengusaha jadi-jadian yang cukup hidup beberapa bulan saja demi mendapat fasilitas dari penguasa.

Tapi menciptakan pengusaha sebenarnya bukan pekerjaan mustahil. Pemerintah hanya perlu menjadi wasit untuk memastikan usaha berjalan dengan fair. Walau sudah ada Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang jadi pengawas usaha, kita bisa melihat ada banyak praktik oligopoli dan kartel besar yang tak tersentuh. Kalau sekarang kita baru melihat anomali harga tiket pesawat dan ayam, nanti akan ada lebih banyak lagi. Kecuali sang wasit bisa tegas menghukum pengusaha-pengusaha nakal itu.

Djumyati Partawidjaja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×