kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Komplotan


Selasa, 27 Maret 2018 / 13:40 WIB
Komplotan


| Editor: Tri Adi

Pascatelur dan tongkol palsu beredar, makanan kedaluwarsa yang beredar bebas di pasar  membikin cemas konsumen. Dari grup orang tua murid, keluarga grup arisan sampai grup komplek  rumah saya mengkhawatirkan peredaran aneka makanan tersebut.   

Mereka cemas salah atau keliru saat berbelanja sehingga bisa membahayakan kesehatan keluarga. "Mana kita tahu, makanan itu kedaluwarsa, wong di labelnya benar tanggalnya," ujar seorang ibu. Ada juga gemas dengan ulah jahat para pemalsu makanan kedaluwarsa sampai ada juga yang berandai-andai, ada teknologi yang bisa memindah kesegaran makanan.

Penggerebekan gudang Tambora , Jakarta Barat kembali membuka mata. Betapa masih banyak para penjahat yang nakal dengan memalsu tanggal berlaku makanan. Merujuk hasil investigasi BPOM  dan polisi, tiga perusahaan yang kena gerebek itu sudah beroperasi sejak 2014.  Di tiga gudang yang disidak, aparat menemukan 90.000 lebih makanan impor bermerek dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa hampir expired dan kedaluwarsa ditemukan.

Dalam sidak juga terungkap, teknologi pemalsu kedaluwarsa  sejatinya juga tak canggih-canggih amat. Mereka hanya mengganti tanggal kedaluwarsa dengan laser. Tapi, nilai ekonominya besar.  Menurut polisi, omzet para pelaku kejahatan ini mencapai Rp 3 miliar- Rp 9 miliar per bulan. Artinya, selama 4 tahun beroperasi, mereka mengantongi duit Rp 144 miliar-Rp 432 miliar.  

Penyelidikan BPOM dan polisi tak boleh berhenti pada para pelaku pemalsu kedaluwarsa makanan itu saja.Aparat sudah seharusnya menyelidiki sulur keterlibatan pihak lain, bahkan sampai importirnya. Mereka sudah seharusnya bisa mempertanggungjawabkan pasca makananan impor itu dikembalikan peritel karena kedaluwarsa.

Para importir makanan ini harus  bisa menjawab  pertanyaan: kenapa produk tersebut bisa berpindahtangan. Kenapa mereka tidak memusnahkan makanan-makanan kedaluwarsa tersebut, apakah mereka juga menangguk untung atas berpindahtangannya produk tersebut. Jangan-jangan mereka berkomplot.

Penyelidikan polisi harus mampu mengungkapnya. Sebab, mereka dengan sengaja melakukan penipuan ke konsumen. Sangat mungkin, efek mengonsumsi makanan kedaluwarsa tak langsung tampak pasca mengonsumsi. Bisa jadi,  jangka panjang ada efek lain akibat ketidaktahuan konsumen menyantap makanan itu.  Ini yang juga harus diantisipasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×