kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lagi, Kalah dari Vietnam


Sabtu, 19 Juni 2021 / 07:35 WIB
Lagi, Kalah dari Vietnam


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Youtuber otomotif asal Vietnam Tran Van Hoang barangkali tak pernah menyangka harus berhadapan dengan konglomerat Vietnam:  Pham Nhat Vuong. Gara-garanya, review Hong atas sedan VinFast Lux A2.0 

Memiliki 450.000 subscriber, Hong acap me-review keunggulan dan kekurangan mobil. Ia memahami betul banyak calon pembeli mobil akan melihat review Youtuber sebelum memutuskan membeli mobil.  Hanya, review Hong yang mengkritik finishing bagian mobil VinFast, seperti pintu, rem yang berbunyi berujung laporan. 

VinFast tak terima dan memilih melaporkan Hong ke polisi. Hong memang sudah men-takedown video itu, tapi VinFast bergeming karena Hong telah merusak reputasi. VinFast mengaku tak main-main dengan laporan ini.  Ini karena perusahaan bersiap merangsek pasar global, bertarung dengan raksasa produsen mobil dunia seperti BMW, Mercedes,  hingga Toyota. 

Pekan lalu, CEO VinFast bahkan mengumumkan siap masuk pasar Amerika Serikat (AS) tahun depan dengan mobil listrik, dan siap bertarung dengan produsen mobil listrik AS Tesla dan siap pasar mobil listrik di Kanada serta Eropa. 

Muncul perdana di Paris Auto Show 2018, VinFast mengejutkan. Di salah satu pameran otomotif akbar dunia itu, VinFast membuka mata dunia bahwa Vietnam mampu memproduksi mobil kelas dunia lewat  Lux A2.0 dan SUV Lux  SA2.0. 

Berdiri di 2017, VinFast tak main-main dengan agenda masuk pasar global. VinFast yang merupakan bagian dari Vingroup,  perusahaan konglomerat Pham Nhat Vuong menyiapkan rencana ini dengan menggandeng perusahaan kelas dunia. 

Di balik sedan Lux, semisal, ada mesin dan rangka BMW. Baju mobil ini pun dirancang rumah desain Pininfarina. Untuk pasar lokal, VinFast juga menggebrak dengan menggandeng GM. VinFast mengakuisisi pabrik GM di Hanoi untuk  memproduksi mobil kecil seharga Rp 200 jutaan untuk pasar lokal. 

VinFast juga menjalin kerjasama dengan Siemens untuk teknologi dan komponen bus bertenaga listrik yang dijual ke pasar Asia Tenggara. Jaringan VinFast juga mengembang dari Shanghai, China, Seoul, Korea Selatan hingga terbaru di Australia. 

Indonesia makin jauh, jauh dan jauh dari Vietnam. Kita masih berkutat dengan masalah lokal, sementara Vietnam menjadi the next China. Industri manufaktur Vietnam melesat dengan jadi pemasok  terbesar manufaktur ke AS dan China. Lalu, kita bisa apa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×