kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lagi, soal Asuransi Jiwasraya


Rabu, 02 Oktober 2019 / 15:13 WIB
Lagi, soal Asuransi Jiwasraya
ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana


Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Tri Adi

Di tengah hiruk-pikuk maraknya demonstrasi di Tanah Air, muncul berita menarik di ranah industri finansial: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan izin pendirian PT Jiwasraya Putra, anak usaha PT Jiwasraya (Persero). Apakah ini akan menjadi awal jalan mulus penyelamatan Jiwasraya?

Meski tak selalu muncul di permukaan, banyak pihak terus mencermati upaya penyelamatan perusahaan asuransi yang tengah kesulitan likuiditas ini. Ada beragam motif yang yang melatari. Para pemegang polis saving plan Jiwasraya pasti ingin memastikan duit mereka cair saat jatuh tempo nanti. Dengan motif yang mirip, para pemegang medium term notes (MTN) Jiwasraya juga ingin memetik imbalan manis yang dijanjikan dan, tentu, pengembalian modal investasi.

Sementara, para pengamat, lokal maupun asing, ingin melihat langkah pemerintah mengatasi masalah yang membelit salah satu BUMN warisan Hindia Belanda itu. Penyelamatan Jiwasraya akan memberikan acuan di masa mendatang jika krisis serupa menimpa BUMN lain.

Pembentukan Jiwasraya Putra mengonfirmasi kabar bahwa beberapa BUMN memang tengah membantu perusahaan asuransi warisan zaman Hindia Belanda ini. Paling tidak, empat BUMN telah disebut turut menyuntikkan modal di Jiwasraya Putra. Mereka adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Telkomsel, PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan PT Pegadaian.

Bukan cuma setoran modal, kabarnya, keempat BUMN itu bakal mengizinkan Jiwasraya Putra mengakses nasabah mereka sebagai pasar potensial asuransi. Jelas, ini tawaran yang menggiurkan. Kita tahu, jumlah gabungan nasabah keempat BUMN itu mencapai ratusan juta orang. Singkat kata, Jiwasraya Putra bakal memperoleh modal pasar potensial yang menjanjikan.

Gambaran prospek seperti itu, mestinya, bisa mematahkan tudingan yang mungkin menyebut keempat BUMN itu dipaksa nyemplung ke bisnis asuransi. Bukankah sekarang, memang zamannya transformasi dan diversifikasi bisnis?

Secara umum, prospek bisnis asuransi di negeri kita juga masih cerah. Maklum, penetrasi produk asuransi di Indonesia baru mencapai sekitar 2% dari total penduduk yang lebih dari 260 juta jiwa.

Jadi, asal pengelola Jiwasraya, induk maupun anak, berkomitmen untuk bekerja keras, inovatif, dan melaksanakan tata kelola yang baik (good corporate gorvernance), semestinya, cahaya di ujung lorong gelap Jiwasraya sudah tampak.♦

Cipta Wahyana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×