kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebaran Virtual


Selasa, 11 Mei 2021 / 16:12 WIB
Lebaran Virtual
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Lebaran tahun ini tak mudah. Hasrat pulang kampung harus dibendung karena pemerintah melarang tradisi mudik pada bulan Ramadan tahun ini.

Perkembangan Covid-19 dunia yang dipacu dari India memang mencemaskan. Gelombang kematian bak badai sempurna. Dalam dua hari berturut-turut, India mencatatkan kematian akibat korona lebih dari 4.000 per hari, sejak hari Minggu 9 Mei 2021.

Varian baru Covid-19 yang lebih menular dan mematikan, kegiatan massal tanpa protokol kesehatan, seperti acara keagamaan, national game cricket yang membuat stadion penuh sesak, dan kegiatan pemilihan kepala daerah (pilkada) di lima negara bagian, yaitu Bengal Barat, Tamil Nadu, Kerala, Assam, dan Puducherry dengan kampanye ribuan orang tanpa menjalankan protokol kesehatan adalah pemacu tsunami Covid-19 di India.

Pemerintah Indonesia jelas tak mau kecolongan. Larangan mudik dilakukan. Namun, potensi jebol dengan aksi nekat masyarakat sepertinya juga sulit dihindarkan. Ribuan pemudik bersepeda motor menjebol barikade penyekatan di Jalur Pantura Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi-Karawang. Ancaman penularan Covid yang juga mencemaskan sejatinya juga terjadi di dalam kota. Mal-mal penuh dengan orang berbuka bersama. Pasar, pusat-pusat perbelanjaan juga sesak dengan 'gerudukan' pembeli, berdesak-desakan, minim protokol kesehatan.

Jelas ini butuh antisipasi agar tsunami korona di India tak sampai Indonesia. Data Kementerian Kesehatan (10/5), Indonesia tercatat memiliki tempat tidur perawatan sebanyak 390.000 tempat tidur. Dari angka ini sekitar 70.000 tempat tidur disiapkan untuk isolasi pasien Covid-19. Dari angka itu, tempat tidur pasien Covid-19 yang sudah terisi 23.000 tempat tidur. Lalu, kita juga memiliki ruang perawatan intensif 7.500, dengan keterisian 2.500. Di atas kertas, Indonesia siap mengantisipasi lonjakan kasus korona, jika kemudian terjadi penularan masif.

Kondisi ini jelas tidak kita harapkan. Jangan sampai aksi nekat dengan menjebol penyekatan mudik justru membahayakan kampung halaman. Alih-alih melepas rindu dengan sanak saudara, berakhir dengan sengsara. Untuk saat ini, kita harus rela dan berpuas diri dengan silaturahmi secara virtual. Banyak aplikasi bisa mewujudkannya.

Mudik bisa kita tunda, keselamatan bangsa lebih utama. Akhir kata: Selamat merayakan Lebaran. Mohon maaf lahir dan batin.

Penulis : Titis Nurdiana

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×