kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Line Financial


Selasa, 30 Oktober 2018 / 14:06 WIB
Line Financial


Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Tri Adi

Teknologi adalah kunci. Karena itu, para penguasa teknologi akan mengendalikan perekonomian. Beberapa tahun terakhir, prediksi itu telah mulai menjadi kenyataan. Setelah para raksasa toko daring atau e-commerce menguasai industri ritel, kini, para perusahaan teknologi mulai merangsek ke industri keuangan.

Yang menarik, tren yang terakhir ini telah mulai terjadi di halaman rumah kita. Berita soal rencana Line Financial Asia mengakuisisi 20% saham PT Bank KEB Hana Indonesia adalah tanda-tanda nyata terbaru tentang fenomena tersebut.

Orang awam, mungkin bertanya, bagaimana bisa sebuah penyedia aplikasi komunikasi yang belum berumur sewindu mengakusisi saham bank? Jangan salah. Mulai beroperasi sebagai penyedia layanan messenger, kini, Line Corporation telah menjelma menjadi raksasa teknologi dengan layanan superlengkap. Di industri finansial, Line memiliki Line Financial yang memiliki layanan komplit; mulai dari penyaluran pinjaman, asuransi, pembayaran (Line Pay), manajer ivestasi dan transaksi surat berharga, uang virtual, hingga layanan pengelolaan keuangan pribadi.

Dengan menggandeng Bank KEB Hana, Line siap masuk bisnis perbankan digital dan memberikan layanan finansial superkomplit di pasar Indonesia. Selain nasabah KEB Hana, Line telah memiliki segudang calon nasabah potensial. Mereka tak lain adalah 90 juta lebih pengguna Line di Indonesia.

Setelah Line, jangan kaget jika raksasa-raksasa teknologi lain segera menyusul masuk pasar finansial Indonesia. Alibaba, misalnya.

Di ranah finansial, Alibaba memiliki anak bongsor bernama Ant Financial. Si semut finansial milik Jack Ma ini memiliki modal tak terbatas dan selalu siap mengincar pasar-pasar potensial seperti Indonesia. Asal tahu saja, saat ini, Ant Financial telah bernilai lebih dari US$ 150 miliar. Itu artinya, ia telah menjadi institusi finansial terbesar ke-10 di dunia. Saat ini, Ant Financial jauh lebih kuat ketimbang BNP Paribas, Goldman Sach, dan Barclays yang telah berumur ratusan tahun.

Buat masyarakat umum, perlombaan para raksasa teknologi dalam menyediakan layanan finansial berbasis teknologi (fintech) jelas menguntungkan. Selain mudah lebih mudah diakses, layanan finansial akan semakin simpel dan murah.

Namun, bagi instusi finansial lokal, terutama yang berukuran kecil atau nanggung, aksi para penguasa teknologi itu jelas ancaman. Apakah mereka siap bersaing?•

Cipta Wahyana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×