Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Tri Adi
Hong Kong sedang menjadi pusat perhatian orang seluruh dunia. Demonstrasi sudah berlangsung 10 pekan di kota itu, tapi hingga tulisan ini naik cetak belum tampak tanda-tanda bakal usai segera.
Unjuk rasa di Hong Kong menjadi "spesial" karena negara kota ini merupakan salah satu pusat keuangan di Asia. Selain Singapura dan Tokyo, banyak korporasi dan lembaga keuangan membuka kantor perwakilan di Hong Kong. Indeks saham Hang Seng yang mengkaver saham -saham paling likuid dengan kapitalisasi pasar besar di bursa saham Hong Kong, misalnya, menjadi salah satu indikator penting pasar Asia.
Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Hong Kong mulai Juli 2019 lalu, menolak RUU ekstradisi dengan China daratan. Namun aksi demo tersebut kemudian berubah menjadi gerakan reformasi.
Dan, sekarang, aksi itu mulai terasa dampaknya pada pasar finansial negeri itu. Harga saham anjlok mengikuti ketidakpastian yang kian berkembang. Masyarakat keuangan yang menyemai modal di sana tak segera menemukan kepastian masa depan Hong Kong dalam jangka waktu dekat.
Seperi biasa, ketidakpastian menjadi momok yang menakutkan sebagian juragan duit. Sebagian dari mereka telah memindahkan aset nya dari saham ke bentuk instrumen investasi yang lain.
Akibat penurunan harga saham itu, Financial Times memperkirakan nilai kekayaan 10 warga terkaya Hong Kong hangus lebih dari US$ 15 miliar sejak demonstrasi merebak di Hong Kong. Harta orang terkaya Li Ka-Shing, contohnya, menyusut US$ 3 miliar sejak Juli 2019 lalu, seperti dikutip Business Insider. Sering disebut "Superman," miliarder berusia 90 tahun itu sekarang memiliki kekayaan bersih US$ 27 miliar.
Bagi para taipan di Hong Kong, ketidakpastian pasti terasa pahit. Tapi jelas tidak demikian dengan Lo Kheng Hong. Bagi Lo, investor saham kawakan di bursa saham Indonesia, ketidakpastian justru acap terasa manis. Di tengah ketidakpastian iklim bursa saham Indonesia saat ini, misalnya, dia melihat peluang menangguk untung. Dia mengaku, tren penurunan harga sebagian besar saham baru-baru ini memudahkan dia mencari saham-saham yang harganya terlalu murah.
Lo Kheng Hong adalah legenda hidup yang mampu memaknai ketidakpastian secara lebih produktif. Ketidakpastian tak musti dipandang sebagai suatu kesalahan. Justru dalam ketidakpastian terselip beragam peluang yang menjanjikan.♦
Hasbi Maulana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News