kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Medsos tak menjamin


Senin, 08 April 2019 / 14:43 WIB
Medsos tak menjamin


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Tri Adi

Jika Anda berniat mengajukan pinjaman ke perbankan di masa yang akan datang, sebaiknya mulai dari sekarang perhatikan media sosial (medsos) milik Anda. Mengapa demikian? Pasalnya, pihak perbankan saat ini tengah mengkaji kebijakan pemantauan medsos untuk calon debitur.

Nantinya, medsos akan dijadikan salah satu tolak ukur untuk menyokong proses credit scoring. Skor ini membantu perbankan dalam memberikan penilaian soal kemampuan calon debitur dalam mengembalikan angsuran yang diberikan bank.

Selama ini, credit scoring hanya dilihat dari track record kredit calon debitur yang tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Format data dalam SLIK disusun sesuai kebutuhan regulator.

Perbankan sepertinya mengekor langkah yang dilakukan human resource development (HRD) di banyak perusahaan. Jika dilihat dari kacamata HRD, kehidupan seseorang biasanya tidak terlalu jauh dengan apa yang ada di media sosialnya. Ke mana saja dia pergi, apa saja yang dilakukan, lagu apa saja yang didengarkan, hingga apa yang ditonton. Semuanya sudah terpampang manis di medsos.

Alhasil, tak sulit mengetahui karakter seseorang melalui medsosnya. Ada beberapa hal yang biasanya dipantau oleh HRD dari media sosial kita. Pertama, bagaimana kemampuan seseorang dalam bersosialisasi. Kedua, perilaku sopan santun dalam ber-medsos. Ketiga, koneksi yang terjalin di jejaring medsos. Keempat, kehidupan seseorang di luar dunia kerja.

Lantas, apa yang di pantau perbankan sebelum mengucurkan kredit? Pertama kebiasaan calon kreditur dalam berbelanja online dan transaksi keuangan melalui pembayaran digital. Nantinya, serangkaian data dan kebiasaan calon kreditur tersebut dimasukkan ke bigdata.

Hanya saja, memasukkan medsos di credit scoring tidak menjamin. Ada contoh terbaru di Amerika Serikat, seseorang yang terjebak utang demi memenuhi gaya hidup. Dia adalah Lisette Calveiro, yang bangkrut karena terlilit utang US$ 10.000 atau setara Rp 140 juta demi memenuhi gaya hidup hedon.

Lisette Calveiro awalnya hanya seorang gadis biasa. Gadis asal Miami itu tertarik mencoba gaya hidup seperti selebgram setelah pindah ke New York, 2013. Dia pun menghabiskan hari nongkrong di kafe mahal dan pakai baju bermerek. Kehidupan aslinya baru ketahuan bertahun-tahun kemudian. Jadi, informasi di medsos enggak menjamin!♦

Barratut Taqiyyah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×