kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melawan sentimen


Kamis, 26 April 2018 / 12:42 WIB
Melawan sentimen


| Editor: Tri Adi

Pelaku pasar sedang ketakutan. Per Selasa (24/4) lalu, indeks Fear & Greed yang disusun oleh CNN berada di level 33, yang menunjukkan posisi fear, menegaskan bahwa pelaku pasar saat ini sedang takut.

Sebagian besar sentimen yang membuat pelaku pasar deg-degan berasal dari Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar khawatir kenaikan suku bunga AS berdampak ke portofolio investasi. Pelaku pasar juga mengkhawatirkan dampak perang dagang antara AS dan China. Belum lagi ada soal perang Suriah dan perseteruan dengan Korea Utara.

Berbagai sentimen ini membuat pelaku pasar berhati-hati dalam menanamkan investasi. Mereka menghindari instrumen atau kawasan yang dinilai berisiko.

Bagaimana dengan Indonesia? Sayangnya, walaupun sudah berstatus investment grade, Indonesia rupanya masih dianggap berisiko.

Jadi jangan heran kalau investor asing di pasar modal Indonesia lantas mengangkut dananya yang ditanam di Indonesia. Kurs rupiah pun tertekan. Rupiah sempat mencapai Rp 13.964 per dollar AS. Tekanan di rupiah juga membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) longsor.

Pelaku pasar kini juga khawatir Bank Indonesia (BI) bakal menaikkan suku bunga demi menjaga kurs. Memang, menaikkan suku bunga bisa jadi senjata untuk mengatasi kenaikan suku bunga AS dan yield surat berharga AS. Tapi, ada kekhawatiran kenaikan suku bunga akan menekan pertumbuhan ekonomi.

Kenyataannya bisa jadi tidak akan seburuk itu. Banyak pakar menilai fundamental Indonesia kuat. Saat ini, ekonomi Indonesia diyakini bisa tumbuh 5,3%, lebih baik dari realisasi tahun lalu di 5,18%. Inflasi juga bakal terkendali di kisaran 3%–5%. Neraca dagang Maret lalu surplus US$ 1,09 miliar. Setahun sebelumnya neraca dagang defisit US$ 116 juta.

Jadi, mungkin cerita akan berbeda jika BI berani segera menaikkan suku bunga sesaat The Fed menaikkan suku bunga tahun ini. Dalam jangka pendek, hal ini akan jadi sentimen negatif yang menekan rupiah dan pasar modal.

Tapi otoritas harusnya tak perlu takut. Toh, fundamental Indonesia kuat. Yang pasti, para pengambil kebijakan juga perlu menyiapkan strategi agar fundamental ekonomi tetap stabil meski suku bunga naik.

Kalau suku bunga BI baru naik setelah rupiah turun dalam, kebijakan itu hanya jadi strategi reaktif. Hasilnya, reaksi pasar bisa jadi lebih besar dan malah makin menekan rupiah. Idealnya, otoritas mengambil kebijakan antisipati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×