kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memacu Ekonomi


Sabtu, 21 November 2020 / 18:35 WIB
Memacu Ekonomi
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI), Kamis, 19 November 2020, kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. Ini adalah kali keempat bank sentral menggunting BI 7-day repo rate selama pandemi virus korona baru. Sebelumnya, masing-masing juga sebesar 25 basis poin.

Keputusan pemangkasan suku bunga acuan mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, langkah lanjutan percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Tentu saja dengan harapan, perbankan di tanah air ikut menurunkan suku bunga kredit untuk mendorong pemulihan ekonomi dalam negeri lebih cepat. Bunga kredit yang rendah, harapannya, bisa memacu permintaan kredit.

BI mencatat, laju penyaluran kredit perbankan pada Oktober 2020 mengalami kontraksi 0,47% dibanding periode yang sama pada 2019. Ini sejalan dengan permintaan domestik yang masih belum kuat. Di sisi lain, dana pihak ketiga di perbankan tumbuh 12,12%.

Saat ini, memang menjadi momentum perbaikan ekonomi Indonesia. Ekonomi domestik mulai membaik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi negara kita hanya mengalami kontraksi 3,49% di kuartal III 2020. Meski, itu mengantarkan Indonesia masuk ke jurang resesi. Tapi, itu tentu saja lebih baik ketimbang pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 yang minus 5,32%.

Apalagi, kontraksi konsumsi rumahtangga di kuartal III 2020 menciut menjadi 4,04% dari 5,51% pada triwulan II. Ini menunjukkan, daya beli masyarakat mulai membaik. Dan, konsumsi rumahtangga merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi, 57%.

Konsumsi rumahtangga tampaknya akan lebih membaik di kuartal IV. Tanda-tandanya, tren deflasi terhenti. BPS mencatat, terjadi inflasi 0,07% pada Oktober 2020, setelah tiga bulan berturut-turut, Juli-September, mengalami deflasi. Inflasi bisa berarti konsumsi masyarakat meningkat seiring permintaan naik. Dan, berdasar pemantauan BI hingga pekan kedua November, bulan ini bisa terjadi inflasi 0,21%.

Tapi lagi-lagi, gelombang satu pandemi yang tak berkesudahan, bahkan makin tinggi, bisa mengadang laju pertumbuhan ekonomi. Apalagi, pemerintah masih kurang tegas terhadap para pelanggar protokol kesehatan. Tambah lagi, ada potensi lonjakan kasus korona dari pembukaan sekolah mulai 1 Januari 2021, kalau daerah mengambil kebijakan sangat berisiko ini.

Penulis : S.S. Kurniawan

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×