kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Memaknai akad ambideksteritas


Jumat, 27 Oktober 2017 / 15:58 WIB
Memaknai akad ambideksteritas


| Editor: Tri Adi

Lirik lagu Akad dari grup band indie Payung Teduh sepertinya mewakili tren bisnis yang tengah terjadi saat ini. Siapa sangka 10 tahun lalu Yahoo raksasa dunia internet, 10 tahun yang lalu Nokia plus symbian merajai ponsel, 10 tahun yang lalu surat kabar, majalah, dan TV jadi media informasi paling efektif, 10 tahun yang lalu Matahari, Ramayana, Carrefour jadi raja ritel. Tapi saat ini menjadi hari akhir, sendiri.

McKinsey (2014) dalam survei global, menemukan bahwa makin banyak CEO yang menjadikan isu  keberlanjutan (sustainability issue). Dunia bisnis rupanya semakin menyadari pentingnya inkorporasi program, program keberlanjutan dalam menjalankan sebuah organisasi baik di negara maju serta negara berkembang.

Meski terdapat kenaikan jumlah organisasi atau korporasi yang memiliki laporan keberlanjutan (NCSR, 2015), namun organisasi tersebut masih harus mendongkrak keunggulan kompetitif untuk bisa bersaing dengan negara lain. Ini bisa terlihat dari hasil dari Fortune Global 500 tahun  2016, yang menempatkan Pertamina satu-satunya wakil Indonesia.

Implementasi manajemen keberlanjutan dalam organisasi menjadi tantangan tersendiri. Lantaran adanya ketegangan antara ketiga aspek utama manajemen yakni keinginan mendapat keuntungan dalam jangka pendek, tapi ada yang ingin keuntungan  jangka panjang dan pilihan umum manajer untuk menempatkan pilihan  pada keuntungan jangka pendek.

Eksploitasi dan eksplorasi

Melihat gejala tersebut, Maletic et al, (2014) mengadopsi konsep ambideksteritas yang terdiri dari dua bagian, yaitu keberlanjutan yang bersifat eksploitasi (SEI – sustainability exploitation) dan yang bersifat eksplorasi (SER – sustainability exploration). Nah,  keseimbangan diantara keduanya selanjutnya disebut ambideksteritas keberlanjutan (ambidextrous sustainability).

Keseimbangan antara eksploitasi dan eksplorasi, akan menjadi kontribusi terhadap kinerja finansial organisasi yang superior, dan hal yang sama juga diharapkan terjadi pada aspek - aspek kegiatan keberlanjutan. Kegiatan keberlanjutan yang bersifat eksploitasi berarti aktivitas. Sedangkan kebijakan yang bertujuan membuat organisasi menjadi lebih efisien melalui perbaikan yang bersifat tambahan dalam  proses dan hasil (misalnya, perbaikan dalam eco efficiency) dan kegiatan keberlanjutan yang bersifat eksplorasi akan lebih mencari inovasi terhadap strategi atau aktivitas keberlanjutan yang terkait dengan inovasi.

Nah, sebuah organisasi harus memiliki prinsip eksploitasi dan eksplorasi. Ini bisa mengintegrasikan, membangun, dan mengkonfigurasi kompetensi internal dan eksternal untuk menghadapi kondisi lingkungan bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat.

Sebuah organisasi yang hanya fokus terhadap eksploitasi tanpa memperhatikan proses inovasi dan eksplorasi akan menurunkan kemampuan organisasi untuk bersaing. Pasalnya penurunan kemampuan organisasi dalam hal pembelajaran dan pengembangan pengetahuan baru,  hanya fokus pada keuntungan jangka pendek.

Sementara, jika hanya terjadi proses eksplorasi berlebihan tanpa menjalankan efisiensi, organisasi akan memerlukan biaya yang tinggi dengan keuntungan yang masih belum tentu, dan didapatkan dalam jangka panjang. Organisasi dituntut untuk dapat  menyeimbangkan antara program keberlanjutan eksploitasi dengan program eksploratif.

Keberlanjutan eksploitasi bersifat efisiensi dalam hal proses, bahan baku (air, energi, atau material lainnya), atau produksi output, efisiensi biaya serta proses identifikasi kebutuhan para pemangku kepentingan saat ini. Keberlanjutan eksploitasi lebih menitikberatkan pada efisiensi proses. Sedangkan keberlanjutan eksplorasi menekankan inovasi produk atau layanan, serta mempelajari beragam  cara-cara baru dalam meningkatkan proses produksi dan proses industri.

Perubahan dan inovasi tidak akan pernah berhenti meski kita bersikeras untuk tidak ikut berubah. Sepuluh tahun  mendatang boleh jadi bank sudah tidak ada karyawannya, sudah tergantikan dengan aplikasi Alipay, misalnya. Sepuluh tahun mendatang tak akan ada lagi toko kelontong, sudah tergantikan dengan aplikasi Kudo. Maka cocoklah bait lagu Akad ini.

Bila nanti saatnya t'lah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian ke sana kemari dan tertawa....    
  
     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×