kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membandingkan hasil diversifikasi investasi saham dengan SUN


Sabtu, 17 Oktober 2020 / 11:51 WIB
Membandingkan hasil diversifikasi investasi saham dengan SUN


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Diversifikasi adalah strategi investasi dengan melakukan kombinasi investasi dalam suatu portofolio. Tujuan diversifikasi adalah meminimalisir risiko dan atau memaksimalkan return.

Cara yang paling umum dan mudah diterapkan adalah investasi dengan dua kelas aset berbeda.

Diversifikasi yang sempurna terjadi ketika instrumen-instrumen yang ada di dalamnya memiliki korelasi negatif sempurna (-1). Sebagai contoh, sebuah portofolio yang terdiversifikasi memiliki dua instrumen investasi di dalamnya.

Ketika salah satu instrumen memberi return negatif, investasi yang lain akan bergerak berlawanan dan memberi return positif.

Baca Juga: Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum masa pensiun tiba

Diversifikasi biasanya dilakukan dengan membagi investasi ke kelas aset saham dan obligasi. Karena terbatasnya obligasi korporasi dan pertimbangan likuiditas serta risiko kredit yang meningkat akibat pandemi, maka pilihan utama investor institusi jatuh ke surat utang negara (SUN).

Namun apakah investasi pada SUN merupakan bentuk diversifikasi dari investasi pada saham?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami membandingkan kinerja instrumen saham (diwakili kinerja Indeks Harga Saham Gabungan) dengan obligasi pemerintah yang diwakili oleh Infovesta Government Bond Index (IGBI).

Infovesta Government Bond Index adalah indeks yang dikembangkan Infovesta Utama, dihitung dengan metode total return (mencakup Baca Juga: Menanti Pasar Pulih, Investor Reksadana Bisa Pilih Racikan Portofolio Defensif

Perbandingan dilakukan pada kinerja kedua instrumen di periode tiga tahun terakhir (15 Oktober 201715 Oktober 2020), dengan pertimbangan periode tersebut sudah meliputi periode bearish dan periode recovery di pasar saham.

Hasil perbandingan kinerja keduanya dapat dilihat pada grafik yang ada di kolom ini.

Terlihat pada dasarnya return IHSG dan IGBI di periode 2017-2019 hampir searah. Pada Oktober 2017Oktober 2019, keduanya berada dalam tren bullish yang diikuti bearish. Namun di Maret tahun ini dapat dilihat pergerakannya mulai berlawanan.

Kinerja IGBI masih positif sementara IHSG terjerembap dalam. Ini terjadi karena SUN memberi kepastian tingkat pengembalian dalam bentuk kupon.

Dapat disimpulkan SUN dapat digunakan sebagai instrumen diversifikasi dari investasi saham yang efektif dalam jangka menengah. Dalam tiga tahun terakhir, kedua instrumen tersebut memiliki korelasi -0,5. Jadi arah pergerakan SUN dan IHSG relatif berkebalikan.

Baca Juga: Reksadana pendapatan tetap tumbuh lebih dari 5% sejak awal tahun

Pada kondisi normal pergerakan SUN umumnya akan searah dengan pergerakan saham. Tapi magnitude penurunannya jauh di bawah saham pada saat bearish.

Sehingga diversifikasi ini masih disarankan untuk tahun 2021, di mana ada harapan vaksin Covid-19 akan mengembalikan aktivitas bisnis dan UU Cipta Kerja membuat pertumbuhan ekonomi kembali positif.

Selanjutnya: Gencar Rilis Produk Anyar, Sido Muncul Geber Penjualan di Pasar Lokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×