kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar IPO GoTo


Rabu, 19 Mei 2021 / 09:36 WIB
Menakar IPO GoTo
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Dua perusahaan teknologi yang berbasis di Indonesia, Gojek dan Tokopedia, menciptakan sejarah baru. Mereka resmi merger dan mengusung nama anyar: GoTo. Aksi merger tersebut menandai babak baru perjalanan bisnis teknologi digital di Tanah Air.

Grup GoTo, yang merupakan entitas baru hasil penggabungan Gojek-Tokopedia disebut-sebut mencatatkan valuasi hingga US$ 17 miliar atau Rp 198,80 triliun (kurs Rp 14.200 per dollar AS). Dengan angka ini, GoTo menjadi raksasa teknologi dengan valuasi terbesar di kawasan Asia Tenggara mengungguli Grab dengan valuasi US$ 14 miliar.

Tak berhenti sampai di sini, Grup GoTo bersiap lagi mencetak sejarah baru, yakni melangsungkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hingga kemarin, Grup GoTo maupun otoritas BEI belum mengonfirmasi rencana IPO itu. Sebelumnya, Grup GoTo digadang-gadang bakal mencatatkan sahamnya di BEI pada semester kedua tahun ini. Bloomberg mencatat, valuasi GoTo saat go public nanti diperkirakan mencapai US$ 35 miliar hingga US$ 40 miliar.

Jika go public ini benar-benar terwujud, maka nilai IPO Grup GoTo berpotensi menjadi yang terbesar dalam sejarah pasar saham Indonesia. Dengan asumsi valuasi US$ 40 miliar dan menjual 10% saham ke publik, maka nilai transaksi IPO GoTo berkisar US$ 4 miliar yang setara Rp 56,80 triliun.

Dalam sejarah bursa saham domestik, nilai IPO terbesar masih dicatatkan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Saat go public pada 2008 silam, Adaro menjual 11,14 miliar saham dengan harga Rp 1.100 per saham. Kala itu, ADRO meraup dana IPO senilai Rp 12,25 triliun.

Kini, pelaku pasar menantikan IPO GoTo. Dengan go public, tata kelola GoTo akan lebih transparan. Istilah "bakar uang" yang selama ini terjadi di bisnis startup juga akan ditekan. Hanya saja, apakah investor ritel bisa ikut meraup berkah IPO tersebut? Atau hanya menjadi penonton dari aksi exit strategy para pemilik lama GoTo yang sudah membenamkan investasinya?

Saat ini, sederet investor blue-chip menguasai saham Grup GoTo, seperti Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, PayPal, Provident, SoftBank, Telkomsel, Temasek hingga Tencent.

Kita berharap akses terhadap saham IPO jumbo bisa transparan dan merata sehingga investor ritel ikut menikmati kue IPO Grup GoTo.

Penulis : Sandy Baskoro

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×