kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti Pulih


Kamis, 15 April 2021 / 13:45 WIB
Menanti Pulih
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Pandemi masih terus berputar. Pemerintah berupaya memberikan berbagai stimulus untuk menahan dampak wabah ini.

Untuk masyarakat menengah ke bawah, pemerintah memiliki program bantuan sosial tunai. Program ini berlangsung dari Januari sampai April 2021 ini. Menteri Sosial, Tri Rismaharini menyebut, tak akan memperpanjang bansos tunai. "Enggak ada anggarannya untuk itu, ujar Risma, mengutip KompasTV akhir Maret lalu. Risma juga mengatakan, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia telah menunjukkan tanda-tanda ekonomi membaik. Ini menjadi alasan lain bansos tunai tak berlanjut.

Bansos tunai berupa dana sebesar Rp 12 triliun disalurkan setiap bulan kepada 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama empat bulan sejak Januari lalu. Per keluarga menerima Rp 300.000 per bulan melalui PT Pos Indonesia (Persero).

Di sisi lain, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mematok pagu anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun 2021 sebesar Rp 699,43 triliun, nyaris Rp 700 triliun. Anggaran tersebut naik 20,63% dari realisasi anggaran PEN tahun lalu sebesar Rp 579,8 triliun.

Pemerintah belum berencana untuk menambah penempatan dana di perbankan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021. Padahal sebelumnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menginginkan agar dana kredit perbankan semakin deras.

Sebelumnya, tahun lalu realisasi penempatan dana pemerintah di perbankan sebesar Rp 66,99 triliun. Tapi meski diguyur dana PEN, justru penyaluran kredit perbankan menurun. Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan masih terkontraksi -2,3% year on year (yoy) per Februari 2021 menjadi sekitar Rp 5.417,3 triliun.

Namun sejak awal kabarnya bank juga rada ogah-ogahan menerima dana PEN. Alasannya, permintaan kredit masih lesu dan likuiditas dana perbankan berlimpah.

Di sisi lain, dana PEN ini tidak gratis. Seperti Bank Mandiri menerima dana PEN Rp 15 triliun. Dana tersebut dikelola dan ditempatkan dalam bentuk deposito dengan tenor 110 hari dan suku bunga 2,84%. Jadi, Mandiri harus membayar bunga PEN sebesar Rp 142 miliar.

Selama sektor riil belum bergerak, utak-atik sektor finansial memang tidak bisa berharap banyak. Pemerintah harus terus menciptakan iklim berusaha. Kalau tidak, pemulihan ekonomi hanya nelangsa. Sama seperti masyarakat yang tidak lagi menerima bansos tunai. Sedih.

Penulis : Ahmad Febrian

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×