kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencegah Sakit Mental


Rabu, 26 Agustus 2020 / 09:53 WIB
Mencegah Sakit Mental
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Salah satu kolega berduka karena seorang kawannya meninggal dunia secara tragis. "Dia depresi lalu bunuh diri. Usahanya hancur karena pandemi," kata dia.

Ya, pandemi Covid-19 dinilai memberi efek buruk tambahan bagi kesehatan mental. Pandemi, termasuk regulasi pembatasan sosial (social distancing), berandil memicu stres dan depresi. Entah itu kejenuhan karena keterbatasan aktivitas, maupun paranoia akan korona.

Lebih jauh lagi, efek pandemi Covid-19 memberi tekanan hebat terhadap aspek sosial dan ekonomi secara drastis bagi sebagian kalangan. Banyak di antara kita terkena pemutusan hubungan kerja maupun kehilangan sumber penghidupan yang dibangun selama ini.

Situasi ini pada gilirannya rentan pula memantik konflik keluarga dan sosial. Alhasil, persoalan korona bukan lagi urusan kesehatan semata, melainkan berubah menjadi krisis ekonomi, krisis sosial serta mengancam kesehatan mental masyarakat kita.

Sejumlah survei yang dilakukan sejumlah lembaga, baik di dalam negeri maupun di mancanegara membuktikan hal tersebut. Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Universitas Gadjah Mada, misalnya, meneliti efek pandemi dalam periode Maret-Juli 2020. Penelitian ini melibatkan responden 294 orang.

Hasilnya, seperti yang ditulis Kompas (6/8/2020), 57% responden mengalami keluhan psikologis berupa kecemasan, stres, dan gangguan kesehatan mental akibat pandemi. Sebanyak 16% mengalami psikosomatis atau gangguan fisik yang bersumber dari tekanan pikiran.

Responden selebihnya mengaku mengalami masalah terkait relasi dengan orang terdekat, pekerjaan, studi, dan lainnya. Dalam jangka panjang, situasi ini diperkirakan meningkatkan angka bunuh diri, terutama akibat ketidakpastian kapan vaksin Covid-19 bisa diterapkan.

Nah, di sinilah pentingnya strategi menekan potensi sakit mental masyarakat. Misalnya lewat penyediaan sarana hiburan dan rekreasi hingga penyediaan jasa konsultasi psikologi bagi masyarakat.

Persoalannya, sampai sekarang pemerintah masih membatasi dan melarang operasional berbagai fasilitas hiburan. Misalnya, sarana rekreasi keluarga, bioskop, hingga fasilitas kebugaran tubuh. Berbagai sarana rekreasi itu disinyalir rawan memicu penyebaran Covid-19. Namun tidak tersedia sarana alternatif untuk katarsis demi mengendurkan tekanan urat saraf.

Pada titik ini, perlu terobosan dan jalan tengah dari sebuah kebijakan. Satu sisi, masyarakat bisa kembali menikmati hiburan dan sarana rekreasi. Sementara di sisi lain, harus pula ada jaminan dan komitmen dari para pelaku industri untuk menjalankan roda bisnis hiburan yang menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Terobosan sebagai jalan tengah ini sungguh penting demi melindungi kesehatan mental masyarakat kita. Pun, cara ini mencegah masyarakat mencari hiburan sendiri secara serampangan yang justru potensial memicu penyebaran Covid-19 tanpa kendali.

Penulis : Barly Halim Noe

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×