kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mendes Eko optimistis entaskan 15 ribu desa tertinggal


Senin, 15 Oktober 2018 / 17:07 WIB
Mendes Eko optimistis entaskan 15 ribu desa tertinggal
ILUSTRASI. Milenial Bicara Desa


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo meyakini pada tahun 2019 nanti, Kemdes PDTT dapat mengentaskan sebanyak 15.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang.

Dengan begitu, Kemdes PDTT di bawah koordinasi Kementerian koordinator PMK dapat mencapai tiga kali lipat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2014-2019.

"Di dalam RPJMN kita ditargetkan untuk mengentaskan sebanyak 5.000 desa tertinggal menjadi desa berkembang. Maret ini sudah lebih dari 10.000 desa terangkat menjadi desa berkembang. Insyaallah 2019 bisa 15.000, tiga kali lipat," ungkapnya dalam keterangan pers, Senin (15/10).

Pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemuda Peduli Nias (PPN) tersebut Menteri Eko mengatakan, hadirnya dana desa sangat berpengaruh pada percepatan pengentasan desa tertinggal. Dengan dana desa, seluruh desa mendapatkan kucuran dan langsung dari pemerintah pusat tanpa terkecuali.

"Dulu dana untuk desa dikucurkan ke setiap kabupaten. Nah, di kabupaten tidak merata diberikan ke seluruh desa. Karenanya dengan dana desa, semua anggaran dibagi merata," ujarnya.

Ia melanjutkan, dana desa tahun 2018 berjumlah Rp 60 triliun dan 80% di antaranya dibagi rata ke seluruh desa, sedangkan 2% selebihnya dibagi berdasarkan afirmasi desa miskin, jumlah penduduk, dan kategori desa tertinggal. Dengan begitu, desa dengan kategori tertinggal dan miskin akan mendapatkan dana desa terbanyak.

"Setiap desa dapat afirmasi supaya ada azas keadilannya. Afirmasi desa miskin, penduduk banyak, dan tertinggal. Yang desa sangat miskin bisa mendapatkan dana hingga Rp 3 miliar," terangnya.

Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus diimbangi dengan pengurangan angka kemiskinan dan kesenjangan. Jika tidak, maka meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan berpotensi menimbulkan gejolak sosial.

"Kalau kita tidak perhatikan desa maka kan terjadi kesenjangan. Ini akan menimbulkan gejolak sosial. Maka prediksi pengamat yang mengatakan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 4 dunia tidak akan tercapai," ujarnya.

Menurutnya, penurunan angka kemiskinan di desa saat ini juga cukup signifikan. Yang mana dalam tiga tahun terakhir, penurunan angka kemiskinan di desa lebih dari 1,2 juta jiwa. Angka ini berbanding jauh dengan penurunan angka kemiskinan di kota yang mencapai 580.000 jiwa.

"Sekarang cari pembantu, babysitter sudah sulit. Karen di desa sekarang sudah ada pekerjaan. Jadi sekarang kalau ada pembantu, baik-baik sama pembantu, karena mencarinya sekarang sudah susah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×