kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaga bank


Senin, 04 Maret 2019 / 15:52 WIB
Menjaga bank


Reporter: Barly Haliem | Editor: Tri Adi

Deretan bank besar di Tanah Air dengan mudah melibas tahun 2018. Hasil bisnis mereka pun terbilang fantastis.

Lihat saja catatan utuh laporan keuangan perbankan. Tahun lalu, BRI, Bank Mandiri, BCA maupun BNI dan Bank CIMB Niaga sukses mencetak laba besar dan membukukan pertumbuhan laba bersih sampai dua digit sepanjang tahun lalu.

Bank Mandiri memimpin pertumbuhan laba tertinggi. Bank plat merah ini meraih kenaikan laba sebesar 21,40% menjadi Rp 25 triliun dibanding dengan tahun sebelumnya.

Kendati pertumbuhan labanya tidak sefantastis Bank Mandiri, nilai laba BRI yang sebesar Rp 32,4 triliun merupakan tertinggi dibanding dengan bank besar lainnya. Keuntungan bersih BRI juga tertinggi dibanding emiten lain di Bursa Efek Indonesia (BEI), bahkan terbesar di Indonesia. Adapun laba BCA yang sebesar Rp 25,85 triliun berada di peringkat kedua, dan merupakan perolehan laba bersih terbesar perusahaan swasta di Tanah Air.

Jika ditotal, lima bank terbesar di Indonesia mencatatkan laba sekitar Rp 101,75 triliun. Nilai aset lima bank terbesar di Tanah Air mencapai Rp 4.399,26 triliun atau 54,52% total aset perbankan nasional.

Nah, tak syak lagi, peran perbankan memang mahavital bagi ekonomi. Bank mengemban misi intermediasi sebagai jembatan penghubung antara mereka yang punya duit dengan dunia usaha. Pendek kata, perbankan menjadi jantung yang memompakan darah segar ke setiap sendi-sendi ekonomi negara.

Emiten bank juga merajai pasar modal. Empat dari lima bank terbesar di Tanah Air masuk dalam jajaran sepuluh emiten terbesar di bursa saham. Total nilai kapitalisasi pasar saham (market cap) lima bank terbesar di Tanah Air mencapai Rp 1.700 triliun atau 23% dari total market cap BEI.

Oleh karena itu, dalam konteks konsolidasi industri perbankan saat ini, otoritas dan regulator harus benar-benar awas dan jelas visinya. Konsolidasi perbankan jelas bukan sekadar menyuruh antar bank bergabung. Konsolidasi perbankan juga bukan sekadar mendorong pemilik bank kecil menjual ke investor, tanpa pandang bulu asalnya.

Sekali lagi, industri perbankan memiliki peran nan strategis bagi negara. Sementara di sisi yang lain regulasi perbankan kita memang sangatlah liberal, sehingga pemodal asing bebas menguasai aset perbankan dalam negeri. Beleid konsolidasi perbankan agaknya menjadi takaran dan ujian nasionalisme bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).♦

Barly Haliem Noe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×