kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaga rupiah


Kamis, 21 Desember 2017 / 13:57 WIB
Menjaga rupiah


| Editor: Tri Adi

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) tahun ini tidak banyak bergerak. Pada perdagangan kemarin (20/12), kurs spot rupiah bertengger di Rp 13.579 per dollar AS. Dengan demikian, bila dihitung sejak awal tahun, kurs rupiah cuma menguat tipis 0,78% terhadap dollar AS.

Nah, tahun depan, banyak yang khawatir nilai tukar rupiah bakal semakin jeblok. Maklum, banyak sentimen global yang dikhawatirkan membuat nilai tukar rupiah tertekan semakin dalam. Misalnya, dampak pelaksanaan reformasi pajak di AS serta potensi kenaikan suku bunga di negeri patung Liberty itu. Selain itu, ancaman rudal Korea Utara belum benar-benar hilang.

Tapi, pemerintah sudah menyusun strategi agar ketergantungan terhadap dollar AS berkurang. Sekitar dua pekan lalu, petinggi Bank Indonesia, bersama petinggi bank sentral Malaysia dan bank sentral Thailand, membuat kesepakatan untuk tidak menggunakan dollar AS dalam transaksi perdagangan, baik ekspor maupun impor. Istilah bekennya, local currency settlement (LCS).

Dengan demikian, nantinya transaksi ekspor dan impor antara Indonesia, Malaysia dan Thailand akan langsung diselesaikan menggunakan mata uang lokal. Ambil contoh, Indonesia mengimpor barang dari Malaysia. Nantinya, Indonesia bisa langsung membayar barang tersebut menggunakan ringgit. Kebijakan ini akan mulai berlaku Januari nanti.

Saat ini, penyelesaian transaksi ekspor impor masih menggunakan dollar AS, baru dikonversi ke mata uang lokal. Menurut data BI, sekitar 94% transaksi ekspor Indonesia dan 78% transaksi impor diselesaikan menggunakan dollar AS.

Malaysia dan Thailand juga terhitung mitra dagang utama Indonesia. Di Asia Tenggara, kedua negara tetangga tersebut termasuk tiga besar mitra dagang terbesar Indonesia, setelah Singapura. Malaysia dan Thailand juga termasuk 10 besar negara mitra dagang Indonesia di tingkat global.

Dengan cara ini, harapannya, tahun depan kurs rupiah bisa lebih stabil. Tentunya, ada harapan langkah ini juga bisa memperkuat ekonomi dalam negeri.

Tentu saja, penerapan LCS ini cuma salah satu cara menjaga stabilitas nilai tukar mata uang Garuda. Pemerintah masih punya pekerjaan rumah menggenjot ekonomi dan daya beli masyarakat. Warga Indonesia juga perlu ikut menjaga kondisi tentram di tahun politik. Jangan sampai investor kabur gara-gara ricuh politik dalam negeri dan membuat rupiah tertekan.                  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×