kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyelesaikan dengan kepala dingin


Senin, 02 September 2019 / 08:20 WIB
Menyelesaikan dengan kepala dingin


Reporter: Bagus Marsudi | Editor: Tri Adi

Krisis Papua mulai reda, meski masih terjadi pergerakan masa di beberapa titik. Setidaknya, untuk sementara, aksi massa yang disertai dengan perusakan fasilitas umum bisa dikendalikan. Jika tidak, bara aksi massa yang disertai dengan emosi gampang tersulut dan bisa menimbulkan kerusakan lebih serius. Kondisi ini justru akan lebih membuat krisis di Papua semakin rumit.

Langkah pemerintah mendekati secara persuasif beberapa tokoh masyarakat, sekaligus mendorong para kepala daerah di luar Papua untuk ikut menjaga suasana tenang di daerah dari aksi pendukung maupun penolak masalah Papua cukup memberikan hasil. Dengan melokalisir aksi, jelas penanganannya lebih fokus. Selain itu, gerak berbagai kepentingan yang ingin bermain dalam krisis ini juga semakin terbatas.

Di saat yang sama, penegakan hukum tetap harus jalan. Para perusak dan otak aksi demo anarkis harus ditindak tegas. Tanpa harus membatasi aksi sebagian masyarakat karena dilindungi undang-undang, aparat perlu memastikan bahwa semua aksi dilakukan secara damai, tanpa mengganggu aktivitas masyarakat lain, apalagi menimbulkan ketakutan dan kecemasan di masyarakat.

Tindakan represif aparat tanpa terkendali justru akan menjadi bumerang. Untuk jaga-jaga kemungkinan terburuk, memang tidak salah mengirim beberapa batalyon Brimob dan TNI ke Papua. Namun, upaya ini jangan sampai justru menimbulkan kesan krisis di Papua makin parah. Apalagi terang-terangan menunjukkan bahwa pengerahan pasukan itu bertujuan untuk menindak para demonstran.

Jika memang krisis di Papua diotaki oleh kepentingan tertentu, entah dari dalam negeri maupun pihak luar negeri, inilah saatnya bagi pemerintah untuk menunjukkan sikap yang tegas. Kalau ada tanda-tanda intervensi asing dari berbagai jalur, secara diplomasi, pemerintah juga harus meyakinkan bisa mengendalikan keadaan dengan damai, tanpa menimbulkan masalah baru. Di sisi lain, pemerintah juga perlu mencari solusi terbaik bagi semua, agar persoalan di Papua terselesaikan.

Kuncinya ada pada penyelesaian aksi massa yang dipicu oleh rasa emosional itu dengan kepala dingin. Tidak ada salahnya, pemerintah dan aparat belajar dari peristiwa Timor Leste lepas dari Indonesia 20 tahun lalu. Tindakan represif dan mengedepankan kekuasaan hanya akan menimbulkan kerugian lebih besar bagi negara ini.♦

Bagus Marsudi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×