kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,80   -7,56   -0.81%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyongsong 5G dan Layanan Konvergen


Rabu, 02 Juni 2021 / 11:32 WIB
Menyongsong 5G dan Layanan Konvergen
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Akses internet dan konektivitas yang disediakan oleh para penyelenggara jaringan telekomunikasi semakin dituntut untuk tersedia secara merata, stabil, koneksi berkecepatan tinggi alias high speed atau broadband serta semua layanan tersebut bisa murah. Ironisnya, peran yang sangat penting itu semakin menghilang di benak masyarakat karena tertutup oleh aneka aplikasi atau platform dari over the top (OTT) yang setiap saat muncul di layar gadget mereka.

Padahal aktivitas kehidupan digital hanya bisa terjadi karena peran jaringan telekomunikasi. Jaringan ini menyediakan ketersambungan dari ruas jaringan akses (fixed & mobile) ke ruas backhaul di ribuan desa dan kecamatan hingga backbone antar wilayah kabupaten dan provinsi, bahkan hingga ke luar negeri. Kemudian jaringan telekomunikasi ini bersinergi dengan peran aplikasi atau platform serta aplikasi dari OTT yang menyediakan beragam fungsi dan konten untuk semua sektor dan kluster komunitas.

Kedua jaringan telekomunikasi dengan jaringan yang ada di aplikasi, platform serta OTT tersebut sebenarnya saling memerlukan dalam simbiosis mutualisme. Namun situasi saat ini menampakkan dominasi yang semakin meningkat dari penyedia aplikasi serta OTT. Saat ini, semua jenis layanan komunikasi telah tergantikan oleh beragam aplikasi yang berfungsi sama, namun dengan tarif sangat murah bahkan nol. Padahal, sumber pendapatan dari keduanya berbeda.

Para penyelenggara jaringan telekomunikasi dan internet memperoleh pendapatan dari akumulasi aliran data internet dalam kemasan kuota data yang harganya sangat rendah karena tekanan perang harga. Di sisi lain, penyedia platform aplikasi atau OTT memperoleh pendapatan dari tarif iklan yang besar karena berdasarkan peringkat berbasis jumlah pengguna. Selain iklan, pendapatan aplikasi serta OTT itu juga dipengaruhi oleh valuasi korporasi si pembuat platform atau OTT bersangkutan, serta statistik serta tren dari aplikasi atau OTT bersangkutan.

Di era 5G nanti, sebaran konektivitas dan akses internet akan jauh lebih rapat dan meluas karena munculnya beragam kreativitas penerapan teknologi di semua sektor. Keberadaan fitur 5G pun bisa mengadopsi perkembangan tersebut karena pertama akses broadband yang jauh lebih cepat dari 4G; kedua, Internet of Thing (IoT) yang akan memunculkan internet of everything (IoE).

Maka peran penyelenggara jaringan tetap dan jaringan seluler akan semakin vital dan mutlak diperlukan di era 5G. Karena nanati bersifat mutlak dan sangat vital, maka masyarakat pengguna 5G tidak lagi membedakan antara jaringan tetap dan seluler. Mereka ingin bisa menggunakan gadget dimanapun dan kapan pun untuk mengakses aplikasi atau konten yang mereka suka atau perlukan. Melihat proyeksi yang ada, maka perlu ada terobosan baru untuk mencari kesetimbangan fairness di antara penyelenggaraan jaringan dan penyedia platform, aplikasi atau OTT.

Dari sudut pandang konsumen atau masyarakat pengguna, tentu tidak perlu tahu apakah jaringan yang tersambung di gadgetnya berasal dari kabel, atau kabel berujung WiFi, atau kabel berujung BTS yang telah memberikan akses internet.Yang terpenting bagi mereka adalah akses layanan yang tidak boleh putus, apapun aplikasi yang sedang mereka buka. Bergerak dari luar rumah dan kantor dengan gadget membuka aplikasi tertentu, kemudian masuk rumah atau kantor; aplikasi itu harus tetap jalan dengan memuaskan tanpa tersendat (seamless).

Belasan tahun yang lalu pernah ada istilah FMC (fixed-mobile convergence), yaitu konvergensi antara jaringan tetap (fixed) dan jaringan bergerak (mobile). Saat ini tuntutan masyarakat tentu lebih dari sekedar konvergensi jaringan; namun konvergensi aneka ragam layanan, yang hanya bisa dipenuhi apabila terjadi konvergensi jaringan dan konvergensi aplikasi dan platform.

Jaringan 5G

Dari sudut pandang teknologi jaringan yang mulai memasuki era jaringan akses generasi 5G, para operator atau penyelenggara jaringan seluler memulai fase baru. Jaringan seluler 5G adalah jaringan kabel fiber optik yang rapi dan merata, yang di setiap ujung kabel serat optik (FO) itu dipasang BTS-BTS generasi kelima (5G).

Tanpa jaringan kabel serat optik yang rapi dan merata, mustahil dibangun jaringan seluler 5G, yang jarak antar BTS-nya kurang dari 500 meter.

Maka jaringan kabel serat optik yang dikelola oleh jaringan bergerak seluler pasti melalui kantor-kantor dan rumah-rumah penduduk; hampir serupa dengan kabel optik layanan tetap yang ke rumah-rumah (FTTH). Di era ini, penyelenggara jaringan seluler pun menjadi dapat pula menyediakan sambungan kabel fiber optik hingga ke rumah dan kantor, dan dipasang WiFi (access point).

Persoalannya, pelanggan menggunakan gadget mereka secara terus menerus di rumah dan saat dalam perjalanan. Maka operator seluler harus mencari cara untuk dapat melayani pelanggan dengan pendekatan yang lebih holistik. Berkembangnya pasar dan perilaku pelanggan yang terus berubah harus dipandang sebagai peluang baru bagi penyediaan akses tetap dan akses seluler untuk memberikan layanan yang konvergen bagi masyarakat.

Perubahan tuntutan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat didorong oleh perubahan cara mereka berinteraksi dengan dunia, yang semakin hari semakin luas. Masyarakat ingin selalu terhubung ke internet dengan gadget mereka tanpa gangguan atau sendatan, baik itu di rumah ataupun di luar rumah. Dengan ponsel atau tablet yang sama, dari atau ke dalam rumah, maunya tetap terhubung tanpa putus dan tanpa berganti gadget; peralihan yang mulus dari sinyal BTS di luar rumah ke sinyal WiFi di dalam rumah, atau sebaliknya -seamless.

Pada era 5G, tidak tampak lagi dikotomi layanan tetap dan layanan bergerak. Bahkan WiFi yang juga disediakan merata telah menjadi komplemen yang sangat sinergis. Tinggal satu lagi yang perlu segera dikuatkan oleh para operator atau penyelenggara jaringan, yaitu service delivery platform (SDP) yang bukan sekedar IMS saja.

Dengan kelengkapan (IMS+SDP) yang kuat di layer A dalam struktur DNA ini, para penyelenggara jaringan dapat memiliki ruang gerak kreativitas dan inovasi layanan konvergen secara mandiri dalam menyediakan solusi-solusi digital bagi para pelanggan mereka. Kecepatan perkembangan perangkat IoT dan penyebaran jaringan 5G akan menjadi lingkungan ideal bagi konvergensi layanan.

Dengan arah perkembangan kebutuhan masyarakat yang demikian itu, apakah operator di Indonesia telah bersiap menuju kesana? Bahkan mungkin ada yang sudah siap memenuhi kebutuhan tersedianya layanan konvergen itu?

Penulis : Nonot Harsono

Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Perkumpulan Masyarakat Telematika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×