kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mesra bagi rakyat kecil


Rabu, 28 November 2018 / 16:33 WIB
Mesra bagi rakyat kecil


Reporter: Bagus Marsudi | Editor: Tri Adi

Momok terhadap wajah baru rentenir yang kini memanfaatkan website maupun aplikasi daring untuk menjaring nasabah/debitur masih belum sirna. Mungkin bagi sebagian debitur yang "kena batunya" lantaran harus menanggung beban kewajiban angsuran besar akan mengeluh dan berteriak. Tapi, mereka yang masih mengandalkan tawaran dana mudah dengan cicilan ringan, rentenir ini masih dianggap bagian dari solusi.

Di satu sisi, meski beroperasi tak berizin, kian maraknya tawaran pinjaman lunak dengan syarat mudah dan cicilan ringan menunjukkan bahwa masih cukup besar pasar kebutuhan pinjaman lunak. Belum banyak solusi yang ditawarkan lembaga keuangan maupun pemerintah terhadap segmen masyarakat yang umumnya unbankable itu. Transformasi jasa pinjaman ritel dari layanan pintu ke pintu beralih ke daring mengikuti tren penggunaan teknologi dalam hidup sehari-hari yang sudah kian meluas.

Tapi, bukan berarti tidak ada upaya untuk mencari solusi. Jaringan koperasi simpan pinjam dan koperasi kredit (credit union) sudah digalakkan, tetapi tetap saja tak mampu menjangkau segmen masyarakat ini. Salah satu contoh terbaru yang cukup menarik perhatian adalah program kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Program pinjaman lunak tanpa bunga jangka waktu setahun ini hasil kerjasama dengan Bank Jawa Barat Banten (BJB) dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Syarat mengajukan kredit Mesra adalah membentuk kelompok dengan jumlah anggota minimal lima orang dan maksimal 10 orang. Setelah disetujui oleh DKM, kredit akan disalurkan dengan nilai pinjaman mulai Rp 500.000 hingga Rp 5 juta per orang.

Program yang telah berhasil dijalankan di Kota Bandung saat Ridwan masih menjadi Walikota itu menjadi solusi bagi masyarakat, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk akses permodalan, tanpa harus tergantung pada rentenir. Dengan tawaran tanpa bunga dan risiko macet kecil karena bergabung pada komunitas yang saling kenal dan bisa saling mengingatkan, program ini bisa menjadi salah satu solusi menjawab problem sosial masyarakat kecil yang bisa ditiru oleh daerah lain.

Kalau hanya mempertimbangkan bisnis, mungkin program semi-sosial ini tak akan pernah jalan. Tapi, jika didasari komitmen mengangkat harkat masyarakat, upaya kecil pun akan membuahkan hasil.•

Bagus Marsudi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×