kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak Sudah Mahal


Jumat, 10 Januari 2020 / 16:18 WIB
Minyak Sudah Mahal
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Seberapa tinggi harga minyak mentah akan meloncat dalam waktu dekat? Apakah harga akan melampaui kisaran US$ 75 per barel? Atau, malah minyak akan membumbung hingga di atas US$ 100 per barel?

Spekulasi tentang lonjakan harga minyak wajar muncul dengan semakin memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS)-Iran. Tidak hanya saling melemparkan ancaman, baik AS maupun Iran juga saling melakukan aksi ofensif.

AS meluncurkan serangan melalui drone, akhir pekan lalu, yang mengakibatkan jatuhnya sejumlah korban jiwa. Salah satu di antaranya adalah Qasem Soleimani, yang merupakan jenderal penting di Iran.

Iran membalas serangan itu dengan menghujani fasilitas militer AS di Irak dengan roket pada Rabu pagi. Menurut Iran, ada 80-an orang prajurit AS yang menjadi korban jiwa akibat serangan itu.

Harga minyak memang langsung bereaksi ketika pasar keuangan buka pada awal pekan ini. Buntut dari aksi yang menewaskan Soleimani, minyak langsung berkobar.

Ambil contoh minyak mentah jenis Brent yang naik menjadi US$ 70 per barel. Lalu, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) yang juga kerap jadi acuan, juga melonjak, hingga di atas US 65 per barel.

Setelah sempat melandai pada Selasa, harga minyak kembali melejit. Pada Rabu, sehari setelah serangan Iran terjadi harga minyak mentah kembali ke kisaran yang terjadi di awal pekan ini.

Namun tidak seperti spekulasi orang awam, kenaikan harga minyak ternyata cepat padam. Harga minyak, kemarin, balik kembali ke level di saat sebelum AS melakukan serangan.

Jika dibandingkan dengan rata-rata harga selama setahun terakhir, harga minyak di pekan terakhir cuma lebih tinggi 25%. Namun, angka kenaikan itu bisa dibilang tidak seburuk perkiraan sebelumnya.

Ini tidak lepas dari optimisme pasar bahwa konflik AS versus Iran tidak akan naik kelas. Terlepas dari serangan yang sudah dilakukan oleh masing-masing negara, pasar memprediksi para pemimpin di AS maupun Iran, akan menahan diri, dan mencegah konflik membesar.

Alasan lain, seperti yang diberitakan FT, secara fundamental harga minyak saat ini sudah terbilang tinggi dari kacamata fundamental. Para produsen minyak saat ini sejatinya tidak kesulitan untuk menambah pasokan. Dan itu sangat mungkin mereka lakukan, jika harga minyak bergerak. Ini yang harga minyak tidak bergerak liar.

Penulis : Thomas Hadiwinata

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×