kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Nilai tukar stabil lebih penting


Rabu, 30 Mei 2018 / 13:43 WIB
Nilai tukar stabil lebih penting


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Tri Adi

Ada yang bisa kita simpulkan dari kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menaikkan suku bunga kemarin, di tengah fluktuasi pasar yang sedang terjadi. Terlihat bahwa BI lambat dalam merespons fluktuasi global. Selain itu, ternyata kita melihat kenaikan suku bunga kemarin tidak banyak berpengaruh bagi pasar.

Satu-satunya cara untuk menstabilkan pasar memang dengan cara mendorong yield. Karena itu BI mengambil kebijakan menaikkan suku bunga. Apalagi cadangan devisa kita tidak terlalu besar.

Tetapi, seperti saya bilang tadi, pasar tidak terlalu merespons kenaikan suku bunga sebelum ini. Kenaikan suku bunga tidak bisa menahan rupiah tetap melemah dan menembus level Rp 14.000. Menurut saya, pasar lebih peduli pada kestabilan nilai tukar ketimbang kenaikan bunga.

Karena dengan pelemahan rupiah kemarin, pengusaha jadi dirugikan. Pelemahan rupiah tersebut membuat harga bahan baku dan barang modal menjadi mahal, sehingga kinerja mereka tertekan. Hal ini yang menjadi perhatian pasar. Karena kinerja tertekan, artinya fundamental terganggu.

Selain itu, BI baru menaikkan suku bunga kemarin. Akibatnya, kenaikan suku bunga kemarin menjadi terlalu rendah. Ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi pasar, dan membuat pasar tertekan setelah kenaikan bunga.

Saya menilai sebaiknya Bank Indonesia saat ini menahan kenaikan suku bunga terlebih dulu. Ini bila mempertimbangkan segala sinyal ekonomi yang terlihat saat ini.

Saat ini, kan, kita sudah melihat nilai tukar rupiah kembali menguat. Nilai tukar rupiah telah kembali turun di bawah level psikologis Rp 14.000 dan kembali ke kisaran Rp 13.000.

Di saat yang sama, yield surat utang negara (SUN) juga mulai membaik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin lalu (28/5) juga sudah mencatatkan kenaikan signifikan. Untuk menjaga momentum ini, sebaiknya BI jangan melanjutkan kenaikan suku bunga dulu.


Hans Kwee
Direktur Investa Sarana Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×