kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obat Penawar Utama


Rabu, 07 Oktober 2020 / 11:31 WIB
Obat Penawar Utama
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Para peneliti dunia kini berjibaku, berlomba mencari vaksin penawar obat korona atau Covid 19. Dibiayai oleh perusahan-perusahaan besar, pemerintah, mereka berpacu waktu untuk menemukan penawar itu. Siapa tercepat dan terakurat, dia akan menjadi penguasa pasar masa depan.

Tujuh bulan sudah, kita semua hidup dalam belenggu dan ancaman atas serangan musuh yang sulit nampak dengan mata. Tapi, kita semua harus optimistis, musuh ini akan kita kalahkan, cepat atau lambat, laiknya virus lain, ebola, flu spanyol, Mers dan banyak lagi.

Obat penawar ini pula yang nampaknya tengah dilakukan pemerintah dan parlemen terkait keluarnya Undang-Undang Cipta Kerja. Dalam waktu singkat, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah menyelesaikan UU yang menjadi beleid sapu jagad aneka aturan yang selama ini dianggap menghambat gerak bisnis dan investasi.

Waktu pembahasan yang singkat, uji pendapat publik yang nyaris sulit nampak membuat banyak pihak meragu: UU ini mampu menjawab semua tantangan investasi. Sekalipun, saat pembahasan, pemerintah acap menebar sinyal dan janji bahwa UU ini akan menjawab atas aneka investasi, seperti kepastian usaha, hukum, keamanan hingga masalah perburuhan.

Beleid ini masih membutuhkan aturan teknis yang akan keluar dalam minggu minggu ini. Di sinilah, janji pemerintah menciptakan keseimbangan investasi akan nampak lebih jelas. Hanya, kita harus ingat, penawar ini baru akan berhasil jika pemerintah mampu menangani korona. Sinyal kita mampu menangangi korona menjadi syarat mutlak bisa mengundang investasi masuk. Dengan data statistik kasus korona yang tinggi, meminta investor masuk, membenamkan dananya di negeri ini akan sia-sia belaka.

Hingga saat ini, warga kita masih cemas atas penyebaran dan penularan virus ini. Nyaris semua menahan belanja. Ini tampak di simpanan nasabah perbankan yang menunjukkan kenaikan di semua lapis. Simpanan masyarakat di bawah Rp 100 juta naik di atas 13,6%, simpanan di rentang Rp 100 juta sampai Rp 200 juta juga naik, pun simpanan di atas Rp 200 juta sampai Rp 500 juta.

Deflasi yang terjadi selama kuartal tiga juga menjadi bukti kuat bahwa masyarakat masih belum berani berbelanja. Menyalakan sumbu investasi di tengah belum ada sinyal permintaan adalah pekerjaan sangat berat. Yang dibutuhkan saat ini: bukti kita mampu mengendalikan korona. Itu penawar utama!

Penulis : Titis Nurdiana

Managing Editor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×