kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Optimisme investor di pasar modal


Senin, 20 November 2017 / 12:56 WIB
Optimisme investor di pasar modal


| Editor: Tri Adi

Sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat sebesar 14% ke  6.052. Sementara yield obligasi acuan 10 tahun turun sebesar 134 basis poin (bps) ke posisi 6,63% per 17 November 2017. Dibandingkan  periode yang sama tahun lalu, IHSG melonjak 15% dari level 5.297 dan yield obligasi acuan 10 tahun turun sebesar 102 bps dari posisi 7,97%.

Perkembangan positif ini tidak terlepas dari tingginya minat investor menanamkan modal mereka di pasar obligasi dan saham. Prospek perekonomian domestik yang masih solid, apalagi Standard & Poor’s (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi,  merupakan saya tarik investor menanamkan modal di pasar domestik. Dampak positif pada pasar keuangan dalam negeri turut tercermin dari kenaikan nominal investasi investor domestik.

Sempat hengkangnya aliran modal asing di pasar saham dan obligasi dalam negeri beberapa bulan belakangan, tak menyebabkan posisi investor domestik goyah. Optimisme investor domestik di pasar modal masih kuat, terlihat dari peningkatan porsi kepemilikan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahun ini pemerintah menetapkan target penerbitan SBN dalam APBN-P 2017 sebesar Rp 433 triliun. Total emisi bersih SBN sampai pekan pertama November 2017  mencapai Rp 434 triliun atau 100,3% dari total target.

Sampai pekan kedua November 2017, kepemilikan domestik  Rp 1.284 triliun atau 61% dari total kepemilikan SBN, meningkat dibandingkan Rp 1.107 triliun per akhir Desember 2016. Kepemilikan asing naik menjadi sebesar Rp 811 triliun atau 38% dari total kepemilikan SBN, dari Rp 666 triliun pada akhir Desember 2016.

Di pasar saham, investor domestik  menguasai 64% nilai transaksi saham di BEI atau Rp 984 triliun sepanjang tahun ini. Sedangkan investor asing  36% atau Rp 564 triliun.

Dari tahun ke tahun, porsi kepemilikan domestik di pasar saham Indonesia mengalami kemajuan. Tahun 2013, kepemilikan domestik di pasar saham baru 37%. Di saat yang sama investor asing mendominasi pasar saham sebanyak 63%. Namun, porsi kepemilikan asing di pasar saham menyusut menjadi 52% per September 2017, sebaliknya kepemilikan domestik menjadi 48%. Perusahaan asuransi menjadi investor terbesar dengan kepemilikan Rp 201 triliun, diikuti dana pensiun  Rp 29,6 triliun.


Peningkatan kapitalisasi investor didukung prospek ekonomi stabil, tren suku bunga menurun, kenaikan peringkat utang dan pemenuhan kewajiban porsi kepemilikan di obligasi. Selain itu, positifnya kinerja keuangan emiten BEI tahun ini juga menjadi katalis penguatan IHSG hingga menembus level psikologis 6.000.

Dengan volatilitas pasar finansial global masih tinggi, perpindahan arus modal dari investor asing (capital flight) menjadi rentan. Peran investor domestik yang kuat di pasar modal negara berkembang seperti Indonesia sangat penting untuk menjaga kestabilan pasar finansial domestik.

Fundamental ekonomi  membaik dan status layak investasi membangun persepsi positif berinvestasi di pasar modal. Pasar obligasi merupakan alternatif investasi yang memiliki volatilitas rendah dan risiko relatif lebih kecil dibanding pasar uang dan saham. Di sisi lain, meski termasuk instrumen investasi  berisiko tinggi, investasi saham menjanjikan return menarik bagi investor.

Pasar modal berperan penting meningkatkan iklim investasi. Namun tetap harus diwaspadai beberapa resiko yang dapat memicu keluarnya aliran dana asing. Antara lain perubahan kebijakan moneter, arah pergerakan suku bunga dan potensi kenaikan fed funds rate yang lebih agresif merupakan beberapa faktor yang harus dicermati.

Ke depan, prospek ekonomi yang kuat dan implementasi kebijakan ekonomi efektif dapat meningkatkan loyalitas investor terhadap pasar keuangan Indonesia. Kami memperkirakan, stabilitas makro ekonomi dalam negeri tetap terjaga dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5% tahun ini dan tahun depan.

Ruang penurunan suku bunga acuan menyempit seiring dengan inflasi terkendali, sehingga BI 7 days reverse repo rate diprediksi tetap 4,25% sampai tahun depan. Sementara, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat masih di Rp 13.400 - Rp 13.600. Dengan semakin besarnya aliran dana masuk ke pasar modal, peluang tren positif IHSG dan melandainya yield obligasi acuan masih terbuka. Dengan skenario positif tersebut, basis investor di pasar modal, terutama investor domestik diharapkan terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×