kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Otomotif, Murah dan Muat Banyak


Rabu, 30 Oktober 2019 / 14:39 WIB
Otomotif, Murah dan Muat Banyak


Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - Pasar otomotif yang lesu dalam beberapa tahun terakhir memaksa produsen mobil berpikir realistis. Beberapa produsen mobil yang selama ini mengimpor baik secara utuh (completely built up) maupun terurai (completely knock down) merasakan beban berat jika penjualan tak mencapai target. Inilah yang membuat beberapa produsen mobil kelas dunia memutuskan untuk mundur dalam persaingan di satu negara jika penjualan tak sesuai target.

Langkah ini diambil oleh PT General Motors Indonesia (GMI) yang menghentikan penjualan mobil Chevrolet di Indonesia mulai Maret 2020. Alasannya, produsen otomotif asal Amerika Serikat (AS) itu kurang mampu menjual produknya. Segmen pasarnya tidak cukup untuk menjalankan bisnis secara berkesinambungan di Indonesia. Selama ini, produk unggulan GMI di pasar Indonesia adalah Trailblazer, Trax, dan Spark.

Keputusan GMI ini sudah melewati berbagai proses. Kita ingat, empat tahun silam, pada Juni 2015, GMI lebih dulu menutup pabrik yang telah berdiri sejak 1995 di Indonesia. Alasannya, tidak bisa menaklukkan pasar dan bersaing dengan produsen otomotif lain.

Sebelumnya, dua tahun silam, Ford Motor Indonesia (FMI), kompetitor GMI yang juga berasal dari AS, lebih dulu mundur dari pasar Indonesia dengan alasan yang sama. Berbeda dengan GMI yang jauh-jauh hari mengabarkan, langkah FMI untuk cabut dari pasar otomotif Indonesia bisa dibilang mendadak. Bahkan para dealer pun tidak menyangka langkah tersebut.

Apa yang membuat dua raksasa otomotif dunia "menyerah" di pasar Indonesia? Salah satunya karena tak bisa bersaing dengan produsen Jepang yang kini menguasai sekitar 95% pasar otomotif dalam negeri. Secara produk, kendaraan produksi AS memang tidak kalah: desain gahar, tenaga besar, tampilan terkesan macho, dan nyaman.

Namun, segmen seperti itu, biasanya di kelas sport utility vehicle (SUV), masih mini di Indonesia. Pasar paling besar di kelas multipurpose vehicle (MPV), khususnya dengan kapasitas mesin di bawah 1.500 cc. Selain masalah kapasitas, harga juga ikut menentukan. Itulah sebabnya, produsen asal Jepang rajin mengeluarkan produk kendaraan di bawah harga Rp 200 juta.

Banyak yang mengakui, mobil AS memang nyaman dikendarai, seperti mobil asal Eropa. Tapi, di pasar Indonesia, nyaman itu belakangan. Yang utama adalah murah dan bisa mengangkut banyak.

Penulis: Bagus Marsudi
Redaktur Kompartemen KONTAN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×