Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Tri Adi
Presiden Jokowi telah meresmikan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Minggu, 24 Maret lalu. Peristiwa ini merupakan tonggak sejarah penting bagi dunia transportasi karena MRT Jakarta merupakan MRT pertama di Indonesia.
Oh, iya, asal tahu saja, MRT sudah punya singkatan baku dalam Bahasa Indonesia, yaitu Moda Raya Terpadu. Mirip nama versi lokalnya, selama masa uji coba, MRT benar-benar telah menjadi panggung raya bagi semua kalangan. Masyarakat umum berbondong-bondong menjajal moda transportasi anyar ini. Selain ingin merasakan rasanya naik MRT, ritual swafoto bersama teman atau kerabat tak ketinggalan untuk, kemudian, diunggah di media sosial.
Para pejabat juga mengantre menjajal proyek infrastruktur berbiaya Rp 16 triliun ini. Selain presiden sendiri, sejumlah menteri juga sibuk menjajal MRT Jakarta. Tak lupa, mereka mengajak para jurnalis dan, kemudian, menggelar panggung koferensi pers untuk menyampaikan opini mereka tentang MRT.
Kalangan pebisnis juga bersemangat mengerumuni panggung MRT yang juga memiliki daya magnet ekonomi cukup kuat ini. Korporasi mulai berebut ruang di 13 stasiun maupun rangkaian MRT Jakarta. Rupanya, mereka tergoda untuk menjual produk maupun jasa mereka kepada 130.000 penumpang yang ditargetkan akan memakai MRT setiap harinya. Sejauh ini, nama tiga stasiun sudah dibeli oleh Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, dan Astra International. Sejumlah merek juga tengah bersiap membuka gerai di stasiun MRT. Sebut saja Le Minerale, Kafe Betawi, Bakmi GM, Aunty Annes, Starbuck, A&W, KOI Caf, Shihlin. Di luar itu, ada pula Indomaret, Lawson, Alfamart, Family Mart, MOR, Century, Daiso, dan Kaizen.
Secara ringkas, tak berlebihan jika muncul anggapan bahwa MRT Jakarta telah memantik gairah baru dalam perekonomian Ibu Kota. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun meyakini bahwa moda transportasi baru ini akan membawa banyak dampak positif bagi ekonomi Jakarta. Dampak itu bisa berasal dari percepatan mobilitas masyarakat, pengurangan kemacetan, peningkatan aktivitas ekonomi di sekitar jalur MRT, dan masih banyak lagi.
Bukan cuma dampak ekonomi, Moda Raya Terpadu Jakarta juga akan mengajarkan budaya transportasi baru bagi warga Jakarta dan masyarakat Indonesia secara lebih luas. Tentu, kita bicara tentang budaya bertransportasi yang lebih modern, tertib, dan teratur.♦
Cipta Wahyana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News