kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Parpol yang caper


Rabu, 28 November 2018 / 15:43 WIB
Parpol yang caper


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Tri Adi

Jadi pemilih cerdas akan jadi semakin menantang di Pemilu 2019. Walau masa kampanye lebih dari enam bulan, yang gencar berkampanye dan selalu jadi perhatian masyarakat hanyalah para calon presiden dan pasangannya. Padahal yang harus kita pilih bukan hanya presiden dan wakilnya.

Harap ingat, di bilik suara nanti kita mendapatkan 5 kertas suara, yaitu memilih DPRD kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR-RI, DPD-RI, dan presiden dengan wakil presiden. Mungkin Anda dalam hati sudah memilih capres dan wakilnya. Atau bahkan Anda sudah "berbaku hantam dengan teman atau keluarga demi calon pilihan. Tapi berapa banyak yang sudah mulai mencermati pilihan di 4 kartu lainnya? Kalau Anda sudah melakukannya, Anda termasuk manusia langka.

Semua teman yang saya tanyakan tentang pilihan calon legislatifnya malah kaget. Mereka baru menyadari banyak peer belum dikerjakan para pemilih di Pemilu 2019. Beberapa dari mereka akhirnya tidak mau pusing dan memutuskan tidak memilih siapa pun.

Perilaku kebanyakan politisi di negeri ini memang sudah ada dalam taraf yang begitu memuakkan banyak orang. Orang-orang tidak pernah bisa melihat politisi yang punya integritas dan mau memperjuangkan kepentingan orang banyak. Dari hari ke hari kita semua hanya bisa mendengar operasi tangkap tangan dan korupsi dari para politisi.

Tapi tidak mampu memenangkan suara di Pemilu 2019 ini adalah pertaruhan besar. Tanpa suara cukup, mereka tak akan punya kursi di mana pun. Memasang spanduk di berbagai sudut kota sepertinya tidak banyak membantu mengangkat elektabilitas mereka.

Mungkin itulah sebabnya beberapa partai mencoba berkampanye dengan caranya menarik perhatian para calon pemilih. Sepertinya misalnya kontroversi pernyataan ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sikapnya untuk menolak Perda Syariah. Sayangnya, PSI tak bisa menghitung berapa pemilih yang jadi memilih PSI dan berapa yang kabur gara-gara sikap tersebut.

Mungkin paling aman adalah memberi janji seperti dilakukan ketua tim pemenangan PKS. PKS berjanji menghapus pajak sepeda motor dan menerapkan SIM seumur hidup tentunya untuk menarik hati 100-an juta pengendara sepeda motor di negeri ini.

Selain menjadi cerdas, sebagai pemilih Anda pun sebaiknya jadi pemilih bijak. Melihat jauh ke depan, tak tergiur iming-iming uang atau keuntungan sesaat.•

Djumyati Partawidjaja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×