kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Partisipasi New Normal


Sabtu, 30 Mei 2020 / 19:48 WIB
Partisipasi New Normal
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Akhirnya negara turun tangan lebih total dalam menangani Covid-19. Selasa (26/5) lalu Presiden Jokowi menugaskan TNI dan Polri untuk menggelar pasukan di titik-titik keramaian.

Seperti biasa, ada saja yang menilai negatif pengerahan prajurit TNI dan Polri tersebut. Dianggapnya pemerintah secara horizontal akan menghadapkan aparat negara dengan rakyatnya. Bagai darurat sipil atau bahkan darurat militer.

Padahal tentu tidak begitu. Tentara dan polisi bertugas menjaga aktivitas masyarakat pasca-pembatasan sosial berskala besar (PSBB), agar berjalan disiplin sesuai protokol kesehatan yang diatur pemerintah.

Untuk masyarakat yang sadar mau berpartisipasi menyukseskan upaya memutus rantai penyebaran Covid-19, tentu tak ada masalah. Tapi memang masih ada saja sebagian penduduk yang ngeyel. Meski sudah diterapkan status PSBB, tetap saja tidak mau pakai masker, berdesak-desakan di pusat keramaian, melawan petugas yang menjaga pos check point, dan sebagainya.

Mereka merasa yakin dilimpahi kesehatan. Hingga berani belanja berdesakan ataupun memaksa beribadah tanpa mengindahkan protokol Covid-19. Sayangnya keyakinan itu tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan, melainkan keyakinan yang membuta belaka. Dan jadinya malah membahayakan keselamatan warga sekelilingnya, bahkan keselamatan orang-orang terdekatnya.

Hal yang paling krusial memang membangkitkan kesadaran warga masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol Covid-19 di mana pun dia beraktivitas. Nah, kehadiran tentara dan polisi di ruang publik menjadi penting agar jangan sampai terjadi kerumunan masyarakat yang berisiko saling menularkan virus.

Bila tingkat partisipasi masyarakat rendah, tentu rencana pemerintah untuk menerapkan kenormalan baru di bidang ekonomi secara bertahap mulai awal Juni pekan depan bisa bubar jalan. Bisa kembali ke PSBB lagi. Dan akhirnya perekonomian pun semakin hancur lebur.

Tentu kita berharap munculnya kesadaran bersama untuk menaati protokol kesehatan dan keselamatan, baik di masa PSBB saat ini maupun ketika masuk kenormalan baru; dan seterusnya. Karena kita sadari virus korona masih ada dan terus bermutasi. Sementara penemuan vaksinnya bakal terlambat; atau bahkan tidak ketemu sama sekali.

Mungkin bisa kita contoh tradisi masyarakat Jepang, yang disiplin menjaga kesehatan diri dan orang lain. Terbukti mereka bisa mengendalikan penyebaran Covid-19.

Penulis : Ardian Taufik Gesuri

Pemimpin Redaksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×