Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tri Adi
Pelaku pasar masih menunggu program ekonomi dari pasangan calon presiden dan wakil presiden yang batas akhir pendaftarannya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), hari Jumat ini. Selain kejelasan visi pembangunan ekonomi, pelaku pasar juga menanti pemimpin yang mampu mengeksekusi program-program mereka.
Karena bagi saya, setiap visi dan misi yang kelak dikampanyekan pasti selalu baik. Persoalannya adalah bagaimana para kandidat pemimpin negeri ini dapat menerjemahkannya menjadi satu gagasan yang mudah dieksekusi.
Makanya, nilai ukur yang dibutuhkan sejatinya ihwal leadership, bukan kemampuan di tataran teknis, sebab hal ini menjadi tugas para pembantu presiden. Yang dibutuhkan adalah bagaimana para calon presiden dan wakil presiden bisa punya satu gagasan kolektif yang mudah dilaksanakan.
Petahana misalnya, yang diprediksi akan melanjutkan visi Nawacita, punya tugas memilih menterinya yang satu frekuensi. Bukan malah mendapuk seorang liberal di sektor ekonomi dan keuangan. Juga bagi penantangnya yang kerap mempunyai jargon kemandirian, kedaulutan di atas Tanah Air harusnya bisa memilih orang-orang yang steril dari kepentingan asing.
Sehingga ketika berkampanye, para paslon ini dapat menawarkan satu paket lengkap program mereka yang isinya bagaimana Indonesia bisa terus bergerak dalam lima tahun ke depan. Bagi saya, pertarungan semacam inilah yang akan lebih menarik bagi pemilih, dan memudahkan mereka menjatuhkan pilihan.•
Enny Sri Hartati
Direktur Indef
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
