kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peluang dan harapan mobil baru


Senin, 22 Juli 2019 / 07:07 WIB
Peluang dan harapan mobil baru


Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Tri Adi

Kalau Anda masih punya waktu luang selama akhir pekan ini, bolehlah mempertimbangkan untuk berkunjung ke pameran yang bertajuk Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Seperti tahun-tahun sebelumnya, event yang digelar Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) itu bakal menampilkan berbagai mobil terbaru dari berbagai jenis dan merek.

Dari berbagai merek mobil baru yang tampil di GIIAS tahun ini, salah satu produk yang mengundang keingintahuan banyak orang adalah Renault Triber. Memang, produk buatan Prancis itu selama ini tidak pernah mencatat penjualan laris di negeri ini.

Namun reputasi Renault di pasar mobil negeri ini, bisa berubah setelah Triber hadir. Mobil berjenis multi purpose vehicle (MPV) yang dibuat di India itu, pasalnya, menyasar segmen pasar tergemuk di sini.

Kendati bisa diperdebatkan, peluang Renault merambah pasar MPV dengan Triber, seharusnya lebih baik dibandingkan kans Wuling saat menembus pasar MPV dengan Confero. Ketika Confero pertama kali diperkenalkan Wuling dua tahun lalu, banyak yang langsung skeptis.

Maklumlah, imaji tentang mobil China saat itu jauh dari ideal. Kesan yang buruk tentang mobil dari Negeri Tembok Raksasa itu tak lepas dari sepak terjang APM mobil China terdahulu yang terkesan hit and run. Sedang Renault tak dibebani oleh sentimen negatif semacam itu.

Bagi konsumen otomotif di negeri ini, yang sebagian besarnya terdampar di kelas entry level alias segmen paling murah, kehadiran Wuling atau Renault, merupakan sinyal positif. Semakin banyak pemain, di atas kertas, semakin mengetatkan persaingan. Ujungnya, produk yang ditawarkan makin membaik, dan harganya makin terjangkau.

Agen penjual mobil sudah seharusnya mewujudkan harapan itu jika ingin mengakselerasi penjualan mobil di tahun ini. Jangan lupa, selama semester pertama tahun ini angka penjualan mobil bergerak mundur menjadi 481.577 unit. Angka itu lebih rendah 12,94% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu.

Alasan lain industri otomotif perlu kerja lebih keras untuk menarik minat pembeli di tahun ini adalah bunga kredit yang masih tinggi. Bank Indonesia baru di bulan ini memangkas bunga acuan sebesar 50 basis poin. Pemangkasan bunga acuan sebesar itu besar kemungkinan tak akan mengubah bunga kredit untuk pembelian mobil yang ditawarkan oleh perbankan atau lembaga pembiayaan.♦

Thomas Hadiwinata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×