kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang GSP


Senin, 02 November 2020 / 12:56 WIB
Peluang GSP
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi korona yang belum juga mereda, ada kabar baik bagi Indonesia. Kabar tersebut berupa perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat (AS).

Sabtu (31/10), Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat atau the United States Trade Representative (USTR) disitusnya mengumumkan sudah menutup tinjauan atau review kelayakan akses pasar GSP untuk Indonesia. Tinjauan fasilitas GSP ini dibuka USTR pada 2018 silam.

Dalam keterangannya, USTR menyebut, perpanjangan fasilitas GSP ini menyusul langkah-langkah positif yang telah diambil Indonesia untuk mengatasi berbagai masalah perdagangan dan investasi dari AS.

Langkah-langkah positif yang diambil Indonesia menjawab kekhawatiran AS terkait akses pasar untuk barang, jasa, dan produk pertanian AS, dan mencakup reformasi khusus pada perdagangan digital, asuransi dan reasuransi, serta kebijakan impor pertanian Indonesia.

Perpanjangan fasilitas GSP ini memberi angin segar. Sebab, fasilitas ini memungkinkan produk Indonesia masuk ke pasar AS dengan bea masuk rendah dan bahkan tanpa dikenakan tarif bea masuk.

Program GSP bagi negara berkembang ini mulai berjalan sejak 1974. Indonesia pertama kali memperoleh fasilitas ini tahun 1980.

Nah, terdapat 3.572 pos tarif yang telah diklasifikasikan oleh US Customs and Border Protection (CBP) pada level Harmonized System (HS) 8-digit yang mendapatkan pembebasan tarif melalui skema GSP. 3.572 pos tarif tersebut mencakup produk-produk manufaktur dan semimanufaktur, pertanian, perikanan dan industri primer.

Kebijakan Pemerintah AS memperpanjang fasilitas GSP ini bisa membuka akses pasar ekspor lebar-lebar ke AS dengan tarif murah. Apalagi, pasar AS penting bagi Indonesia karena merupakan negara tujuan utama ekspor kita. Tahun lalu, ekspor Indonesia yang menggunakan fasilitas GSP mencapai US$ 2,61 miliar. Jumlah ini setara 13,1% dari total ekspor Indonesia ke AS yang sebanyak US$ 20,1 miliar.

Sisi lain, perpanjangan fasilitas perdagangan GSP ini juga membuka pintu lebar pula bagi masuknya investasi baru AS ke Indonesia. Ekspor dan investasi, dua hal ini menjadi komponen yang paling dibutuhkan Indonesia untuk membangkitkan ekonomi yang sedang resesi.

Mungkin, dampak perpanjangan fasilitas GSP tidak instan. Namun setidaknya, kebijakan Pemerintah AS itu sudah memberi kepastian.

Penulis : Khomarul Hidayat

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×