kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemanis untuk menadah relokasi


Rabu, 04 September 2019 / 08:25 WIB
Pemanis untuk menadah relokasi


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Tri Adi

Upaya Indonesia mendatangkan investasi asing mendapat pesaing berat. Negara-negara tetangga kita juga tak kalah agresif menjaring investasi asing. Mereka memanfaatkan peluang dari perang dagang Amerika Serikat (AS)-China. Indonesia seharusnya tak kalah sigap, agar tidak kehilangan kesempatan tersebut.

Perang tarif dagang dua raksasa ekonomi dunia itu membuat perusahaan yang memiliki pabrik di China mulai merelokasi basis produksinya di negara tersebut. Merelokasi pabrik dari China menjadi pilihan untuk menghindari kenaikan tarif impor dari AS.

Malah Presiden AS Donald Trump sendiri meminta perusahaan AS yang memiliki fasilitas produksi di China untuk segera hengkang dan memindahkan ke negara lain.

Peluang ini yang diendus sejumlah negara. Malah negara seperti Thailand, dua pekan lalu mengumumkan "paket relokasi" untuk menarik perusahaan asing yang ingin memindahkan pabrik karena ketegangan perdagangan global.

Paket relokasi pabrik ini menjadi cara Pemerintah Thailand untuk mendorong ekonomi Negeri Gajah Putih yang melambat.

Paket relokasi ala Thailand ini menargetkan 100 perusahaan dari Cina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan juga AS. Belum jelas bentuk paket yang disiapkan untuk merayu investor asing, tetapi Thailand biasanya mempromosikan investasi dengan insentif pajak.

Vietnam juga melirik peluang ini. Bahkan, negeri ini barangkali lebih gesit karena sejak beberapa tahun terakhir serius mendorong pengembangan industri manufaktur untuk memacu ekonominya.

Bahkan, laporan Nomura Holdings Inc pada bulan Juni 2019 lalu menyebutkan, Vietnam mendapat manfaat lebih dari negara lain dari perang dagang. Banyak pebisnis mengalihkan rantai pasokan dari China ke Vietnam untuk menghindari tarif impor AS maupun China.

Begitu pula Malaysia. Negeri Jiran ini malah sudah mengklaim, perusahaan di China ramai-ramai merelokasikan mayoritas operasional mereka ke Malaysia.

Kalau negara lain sudah memulai start, seharusnya pula Indonesia tak boleh ketinggalan. Tentu saja mendatangkan para investor asing masuk tak cukup membujuk atau menunggu mereka datang. Butuh pemanis lebih manis dibandingkan yang ditawarkan negeri seberang, entah itu insentif pajak atau insentif lain.

Tanpa itu, susah kita bisa mencuil peluang di depan mata ini.♦

Khomarul Hidayat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×