kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Percepat pemasukan DHE


Kamis, 02 Agustus 2018 / 15:51 WIB
Percepat pemasukan DHE


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tri Adi

Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk menarik devisa masuk dan menguatkan rupiah sampai saat ini belum memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Hal itu terjadi karena pemerintah belum banyak mengubah aturan tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE).

Menurut saya, satu-satunya cara yang paling ampuh menarik devisa ialah dengan mempercepat pemasukan DHE ke pasar domestik dan tersimpan di Bank Indonesia (BI).

Tapi ini tidak bisa dilakukan kalau aturannya saja masih membolehkan pemasukan DHE enam bulan setelah ekspor dilakukan. Nah ini perlu dievaluasi lagi. Bagi saya paling efektif menarik devisa itu adalah tiga bulan pasca ekspor, DHE harus masuk ke BI.

Setelah itu, pemerintah juga harus membuat regulasi agar penarikan DHE itu bisa diperlambat. Sebaiknya dibuat kebijakan agar DHE bisa tertahan lama di Bank Sentral. Namun kebijakan ini, harus dapat memberikan jaminan kepastian dan keamanan bagi para eksportir.

Sebab selama ini, para eksportir masih diliputi kekhawatiran dalam menyetor DHE. Mereka kerap khawatir soal ketersediaan dollar. Untuk itu, pemerintah harus memberikan insentif untuk deposito valas bagi eksportir. Tenornya bisa diatur dalam jangka waktu tujuh hari hingga 30 hari misalnya. Hal itu juga turut mempercepat DHE masuk ke BI.

Sebab DHE yang ditarik belum bisa masuk sebagai cadangan devisa jika belum tersimpan di BI. Insentif pajak bagi eksportir juga ampuh menarik dan menahan DHE lebih dalam. Bila kebijakan penarikan DHE lebih cepat dan lambat keluar ini dijalankan, maka kebijakan ini bisa menjadi ujung tombak menarik devisa.

Sementara opsi lain pemasukan devisa seperti yang dilakukan selama ini, baik itu penarikan hutang dan penerbitan obligasi global memerlukan instrumen khusus seperti holding period agar berdampak pada devisa.•

Lana Soelistiamingsih
Ekonom Universitas Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×