kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peritel keteteran


Rabu, 16 Januari 2019 / 14:24 WIB
Peritel keteteran


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Tri Adi

Kabar tak sedap menyeruak dari bisnis ritel di Tanah Air. Di awal tahun 2019, PT Hero Supermarket Tbk mengumumkan telah menutup 26 gerai dan memutus hubungan kerja (PHK) terhadap 532 karyawannya.

Bukan hanya Hero yang keteteran. Informasi teranyar menyebutkan, PT Central Retail Indonesia juga akan menutup gerai Central Neo Soho di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

Dalam tempo sebulan ke depan, peritel asal Thailand ini menggelar program diskon besar-besaran atas produknya, sebelum mereka menutup gerai Central Neo Soho pada 18 Februari nanti.

Biasanya, menutup toko adalah pilihan terakhir para pebisnis ritel, setelah berbagai opsi dan strategi sudah ditempuh. Alasan manajemen kedua peritel tersebut hampir sama, gerai ditutup karena tidak efisien dan tidak menguntungkan.

Hal ini tentu buntut dari minimnya volume trafik dan penjualan di gerai Hero maupun Central. Bahkan manajemen Central mengungkapkan, keputusan tersebut adalah pilihan paling sulit dan kondisi ini belum pernah mereka alami selama 70 tahun mengelola bisnis department store di Thailand.

Ada sederet faktor yang turut menekan bisnis ritel dalam beberapa tahun terakhir ini. Misalnya, efek domino kondisi ekonomi global dan makro ekonomi domestik, sehingga daya beli melambat. Di saat yang sama, persaingan di bisnis ritel domestik cukup sengit.

Namun, ada satu pemicu lagi yang berpengaruh paling signifikan dalam lanskap bisnis ritel saat ini, yaitu disrupsi digital. Revolusi digital telah mengubah tampilan bisnis di Tanah Air, termasuk bisnis ritel. Kondisi tersebut terkait dengan pergeseran pola hidup dan kebutuhan masyarakat.

Orang kini dimanjakan dengan layanan digital. Pilihan dan platform yang digunakan juga semakin lengkap. Untuk berbelanja mulai dari urusan dapur hingga kasur, semuanya bisa dilakukan dengan sekali klik. Apalagi, kehadiran aplikasi pembayaran turut memudahkan konsumen dalam berbelanja berbagai kebutuhan.

Fenomena ini mengisyaratkan, peritel yang mampu membaca situasi dan beradaptasi dengan baik, maka dia akan menjadi pemenang.

Namun, pemerintah juga mesti tanggap dengan perkembangan dan perubahan bisnis. Dengan aneka regulasi dan insentif, otoritas harus mengambil peran penting agar bisnis ritel tetap bertahan dan pengangguran tidak bertambah.•

Sandy Baskoro

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×