kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Perlu insentif fiskal


Senin, 04 Juni 2018 / 14:20 WIB
Perlu insentif fiskal


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tri Adi

Bulan April sampai Mei 2018, daya beli masyarakat masih stagnan. Sektor ritel menunjukkan tidak ada perkembangan yang signifikan. Penjualan properti segmen menengah ke atas bahkan sangat-sangat lemah. Sektor lain, seperti otomotif, dari sisi kinerja juga tidak terlalu memuaskan.

Namun, tidak semua sektor melemah. Tercatat beberapa bidang usaha yang lain masih cukup positif. Contohnya perhotelan, tingkat okupansi masih relatif tinggi. Sehingga dapat memberikan sumbangan pemasukan yang cukup besar terhadap perusahaan.

Melihat beberapa contoh kasus tadi, saya rasa sampai saat ini masih ada kecenderungan masyarakat  berhemat. Bahkan, tunjangan hari raya yang berpotensi menjadi stimulus peningkatan daya beli masyarakat tidak akan berdampak jangka panjang.

Sekadar berkilas balik, selama lima tahun terakhir investasi yang terjadi lebih banyak di industri padat modal. Ketimbang industri padat karya, daya serap tenaga kerja di industri padat modal lebih sedikit dan tidak merata karena hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentu.

Di industri padat karya kita masih sangat kekurangan. Oleh karenanya kalangan menengah ke bawah ini mengalami problem penyusutan lapangan pekerjaan di sektor formal. Kendati sektor informal masih ada, tetapi pendapatan pekerjaan di sektor informal sangat tidak konsisten.

Saya pikir dalam kondisi seperti ini, insentif fiskal sangat diperlukan. Misalnya seperti beberapa tahun lalu, ada insentif bagi investasi pada peremajaan mesin. Saat itu orang yang mau meremajakan mesin ada kemudahan berupa subsidi bunga. Hal itu merangsang, terutama padat karya, untuk melakukan ekspansi.

Nah, adanya ekspansi bisnis itu akan meningkatkan lapangan pekerjaan lebih besar. Itu akan mendorong ekspor, meningkatkan nilai tambah, dan daya saing industri.

Akibatnya investasi meningkat. Ujungnya daya beli masyarakat bisa tumbuh karena lapangan kerja bertambah.               


Hariyadi Sukamdani
Ketua Umum APINDO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×