kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pintar Tanpa Panik


Selasa, 17 Maret 2020 / 14:21 WIB
Pintar Tanpa Panik
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Hanya dalam waktu sekitar dua pekan setelah Presiden Joko Widodo pertama kali mengumumkan kasus positif korona di Indonesia, jumlah korban yang dinyatakan positif terjangkit kasus ini meningkat dengan cepat. Per Senin (16/3), jumlah pasien yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19 mencapai 134 orang.

Sekadar membandingkan, peningkatan penyebaran kasus virus korona di Indonesia terhitung jauh lebih cepat dibandingkan kasus di Korea Selatan. Kasus pertama di negeri ginseng tersebut ditemukan pada 20 Januari. Hampir satu bulan setelahnya, pemerintah Korea Selatan bisa menjaga sebaran infeksi virus korona, dengan jumlah pasien 30 orang.

Penyebaran virus korona di Korsel baru masif setelah pasien kasus 31 menghadiri jamuan makan siang dan mengikuti ibadah di gereja. Lembaga pengawasan penyakit menular di Korea Selatan mencatat, total kontak yang terinfeksi pasien kasus 31 mencapai 1.160 orang.

Penyebaran virus korona di Indonesia dalam dua pekan pertama juga lebih masif ketimbang Italia. Di Italia, bila dihitung mulai waktu pertama kasus virus korona terkonfirmasi, yaitu 31 Januari, hingga 21 Februari, ada 20 orang yang positif.

Kasus virus korona baru menyebar di negara asal pizza tersebut lantaran petugas kesehatan sempat salah mendiagnosa seorang pria yang kemudian diketahui positif korona. Penyebaran meningkat karena pria ini tak segera menjalani isolasi.

Di dalam negeri, infeksi korona baru terasa semakin serius setelah salah satu menteri dinyatakan positif terjangkit. Sejumlah kepala daerah bergerak cepat mengambil kebijakan untuk mencegah penyebaran virus. Sejumlah instansi dan perusahaan juga sigap mengupayakan virus tak makin menyebar.

Sayangnya, pihak medis di dalam negeri ternyata belum benar-benar siap menghadapi outbreak virus korona dalam skala masif. Di media sosial sempat beredar kisah orang-orang yang kesulitan melakukan tes Covid-19 gara-gara kapasitas pelayanan di rumahsakit rujukan tidak sebanding dengan permintaan.

Karena itu, masyarakat juga harus punya inisiatif sendiri untuk mencegah penyebaran virus makin luas. Paling gampang, sebisa mungkin patuhi anjuran untuk tidak berkumpul dalam jumlah banyak dan mengurangi pergi ke tempat publik, terutama bila menunjukkan gejala terinfeksi virus dan belum bisa memeriksakan diri.

Apalagi, opsi lockdown belum bisa dijalankan saat ini. Jadilah pintar dan tidak perlu panik.

Penulis : Harris Hadinata

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×