kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Promo dan Diskon di Harbolnas


Jumat, 13 Desember 2019 / 16:13 WIB
Promo dan Diskon di Harbolnas
ILUSTRASI. Memanfaatkan momentum Hari Belanja Online Nasional, Huawei akan mengadakan berbagai promo di mitra e-commerce kami yang akan memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen yang ingin memiliki beragam produk terbaru Huawei dan bergabung ke ekosistem Huawei y


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Mengapa konsumen pada khususnya dan masyarakat pada umumnya menunggu dengan gembira datangnya Hari Belanja Online Nasional atau harbolnas setiap 12 Desember atau lebih dikenal dengan 12.12? Jawabnya sederhana, karena harbolnas menjanjikan harga promo dan pesta diskon.

Bahkan, jika beruntung, konsumen juga bisa mendapatkan voucher belanja gratis. Hebatnya lagi, tawaran ini semua bukan hanya dari satu pedagang atau produsen, tetapi dari banyak pedagang dan produsen sehingga konsumen benar-benar merasa dimanjakan.

Terkait hal ini, maka sangat beralasan jika kemudian harbolnas menjadi salah satu target penting dan sangat ditunggu konsumen, khususnya dari kalangan milenial di era kekinian dan sebagai salah satu bagian dari peningkatan aktivitas perdagangan melalui sistem elektronik atau e-commerce. Untuk itu, hal penting dari harbolnas tersebut adalah daya tarik promo dan pesta diskon yang kemudian menjadi momentum untuk memacu target penjualan.

Target transaksi harbolnas 2019 mencapai Rp 8 triliun yang berarti naik 17,64% jika dibandingkan dengan harbolnas 2018. Data transaksi harbolnas menunjukkan setiap tahun mengalami kenaikan. Bila pada tahun 2015, transaksi harbolnas mencapai Rp 2,1 triliun, maka tahun 2016 naik menjadi Rp 3,3 triliun. Kemudian melonjak lagi pada tahun 2017 yang nilainya mencapai Rp 4,7 triliun, dan terakhir di tahun 2018 yang kembali terkerek hingga Rp 6,8 triliun.

Kini yang justru menjadi pertanyaan berikutnya, apakah target harbolnas 2019 tercapai? Jawabnya bisa Ya dan bisa juga Tidak. Argumen yang mendasarinya adalah karena situasi ekonomi global dan makro sepertinya kurang bersahabat.

Paling tidak, hal ini terlihat dari situasi ketegangan dalam perang dagang Amerika Serikat (AS) - China sehingga berdampak sistemik terhadap geliat ekonomi dan bisnis sepanjang semester akhir 2019. Padahal, AS dan China saat ini merupakan dua raksasa ekonomi dunia. AS masih dengan hegemoni superpower dan China memiliki kekuatan ekonomi yang juga semakin berkembang.

Faktor utama

Adapun faktor yang saat ini menjadi perhatian banyak negara adalah ancaman resesi global. Hal ini tidak bisa dipandang remeh karena imbasnya jelas berdampak sistemik terhadap ekonomi regional, nasional, dan global. Bahkan, kawasan Asia dan Asia Tenggara (ASEAN) juga sempat meradang dengan situasi ancaman resesi.

Pada satu sisi, fakta daya beli juga menjadi acuan terhadap target pencapaian transaksi harbolnas 2019 dan pada sisi yang lain realitas kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) pada tahun 2020 secara tidak langsung juga memicu sentimen terhadap daya beli. Belum lagi ancaman relokasi industri karena pelaku usaha kini cemas dengan besaran upah, terutama untuk industri padat karya. Oleh karena itu, target transaksi harbolnas 2019 mungkin meleset dengan sejumlah asumsi makro di atas.

Hal lain yang juga menarik dan patut dicermati adalah ternyata ada juga yang meyakini bahwa target transaksi harbolnas 2019 tercapai dengan pertimbangan adanya perbaikan daya beli, terutama ini dikaitkan dengan kebijakan sejumlah korporasi yang membayarkan bonus dan insentif akhir tahun, termasuk juga gaji ke-15 dan juga tunjangan kinerja bagi karyawan yang merayakan Hari Raya Natal.

Untuk itu, pencapaian target transaksi harbolnas ditentukan juga oleh faktor eksternal, termasuk misalnya daya dukungan lembaga pembiayaan. Terkait hal ini, perbankan sudah menegaskan untuk mendukung pelaksanaan harbolnas dengan layanan pembiayaan debit dan kredit. Jadi, realisasinya tinggal menunggu termasuk tentu hasrat belanja konsumen di akhir tahun terutama untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

Mencermati daya tarik harbolnas, sejumlah faktor menguatkan betapa harbolnas saat ini telah menjadi agenda belanja akhir tahun. Terkait hal ini, secara teoritis menegaskan bahwa salah satu daya tarik terbesar belanja adalah promo dan pesta diskon (Saputro, 2019). Fakta ini memberikan gambaran betapa harbolnas memadukan keduanya sehingga memberi daya pikat luar biasa terhadap niat beli konsumen.

Jadi, beralasan dan masuk akal jika 78% konsumen menegaskan bahwa faktor utama harbolnas adalah pesta diskon yang ditawarkan. Selain itu, faktor flash sale (66%) juga menjadi pertimbangan selain faktor gratis ongkos kirim (64%).

Wajar jika sejumlah konsumen mengakui membeli sejumlah produk secara elektronik (online) pada waktu yang bersamaan dari sejumlah toko online (43%). Fakta ini secara tidak langsung menegaskan bahwa harbolnas telah menjadi momentum yang ditunggu konsumen, terutama bagi mereka yang hobi mengejar promo dan pesta diskon besar-besaran untuk berbelanja.

Butuh jaminan

Terlepas dari sejumlah faktor yang mendukung sukses harbolnas, pastinya sukses dari harbolnas akan menguatkan persepsi tentang daya tarik belanja online. Selain itu, tentu hal ini selaras dengan komitmen untuk memacu transaksi e-commerce. Meskipun demikian, harus juga dicermati bahwa tidak semua konsumen tertarik dengan belanja online sebab karakteristik belanja online yang menjanjikan kemudahan, keamanan. dan kenyamanan masih belum bisa diterima.

Untuk itu, konsumen yang menolak belanja online saat ini masih mengandalkan model layanan belanja tradisional yang konvensional karena sifatnya masih offline dan transaksinya masih bersifat manual serta interaksinya masih face to face contact melalui tawar menawar harga.

Generasi milenial yang hidup di era kekinian memang telah berubah drastis perilakunya, termasuk dalam urusan belanja sehingga mereka menjadi target utama model belanja di era kekinian yang mengandalkan transaksi online dan tidak lagi face to face contact. Hal ini menjadi perhatian dunia usaha sehingga segmentasi ini harus dilayani dan tentunya juga didukung oleh layanan perbankan berbasis online.

Selain itu, akses internet saat ini yang semakin mudah, aksesnya semakin cepat dan tarifnya semakin murah memberikan dukungan terhadap modal belanja online. Apalagi, transaksinya bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, realtime 24 jam sehari tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Terkait hal ini, maka tak mengherankan bila harbolnas menjadi agenda yang ditunggu oleh konsumen milenial.

Penulis : Edy Purwo Saputro

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×