Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tri Adi
Kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang proteksionis, yakni dengan mengenakan bea masuk untuk impor produk baja dan alumunium masing-masing sebesar 25% dan 10%, akan memberikan dampak yang besar bagi banyak negara. Saya menilai, kebijakan tersebut tidak hanya merugikan China sebagai eksportir terbesar baja dan alumunium di Amerika Serikat, tetapi juga akan berefek terhadap ekonomi global termasuk di negara Indonesia dan Amerika Serikat itu sendiri.
Saya khawatir sikap khawatir Amerika Serikat yang proteksionis akan meluas kemana-mana. Produk baja dan aluminum China yang tidak bisa masuk akan mengalir ke pasar Indonesia. Selain itu demi menekan defisit, China juga akan menerapkan kebijakan anti dumping di negaranya.
Selanjutnya, proteksionis ekonomi ini juga akan ditiru negara-negara lain seperti yang dilakukan Eropa dengan membatasi ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia ke Eropa. Alasannya, produk sawit ini tidak menjalani tata kelola yang baik.
Oleh karenanya, saya melihat ini sebagai sikap bodoh Presiden Trump. Dia tidak menyadari bahwa sejak 40 terakhir dunia telah menjadi ekonomi global. Seperti produksi telepon genggam Iphone tidak akan bisa secara langsung diproduksi di Amerika karena biaya produksi di sana besar, sehingga mesti dibuat di negara China yang biaya pekerjanya lebih murah.
Perlu ditekankan lagi, sikap Pemerintah Amerika ini akan menciptakan tatanan global yang tidak karuan. Amerika juga akan merugi, karena biasanya mendapatkan harga aluminium dan baja yang kompetitif atau murah. Dengan aturan itu penduduk AS mesti membeli dengan harga tinggi.
Untuk menghadapi kebijakan ini, saya rasa Indonesia perlu memperkuat pasar dalam negeri serta aktif melakukan perlindungan terhadap produk-produk dalam negeir. Intinya kita harus terus menjala ekspor dan menghasilkan produksi sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
