kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resesi Individu


Jumat, 07 Agustus 2020 / 10:58 WIB
Resesi Individu
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 minus 5,32%. Mengkhawatirkan. Tapi berbagai unsur pemerintah kompak mencoba menenangkan situasi.

Tercermin pada saat jumpa pers online bersama Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KKSK), Rabu (5/8). Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, Indonesia belum memasuki fase resesi. Menurutnya, sebuah negara masuk ke fase resesi bila realisasi pertumbuhan ekonomi secara tahunan atau year on year (yoy) terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut. "Biasanya melihat resesi itu, dilihat year on year untuk dua kuartal berturut-turut," kata Ani - sapaan Bu Menteri.

Berdasarkan teori tersebut, Indonesia belum masuk ke fase resesi. Maka, pemerintah menjaga perekonomian nasional pada kuartal III-2020, agar terhindar kontraksi. Jadi tak mendapat stempel resesi.

Seirama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan triwulan II 2020 tetap terjaga baik. Sementara Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso memproyeksi, hingga akhir tahun ini pertumbuhan kredit bisa 3%-4%. Naik dibandingkan proyeksi sebelumnya antara 1%-2%.

Boleh dan pemerintah memang wajib menebar aura optimisme. Tapi tidak demikian dengan ekonom. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira memproyeksi pertumbuhan kredit bank hingga akhir tahun bisa negatif. Alasannya, kontraksi pertumbuhan ekonomi -5,2% pada kuartal II-2020 bakal menyebabkan perbankan makin berhati-hati menyalurkan kredit. Kalau itu terjadi, pertumbuhan ekonomi bisa terhambat. Mengingat rasio kredit per PDB sekitar 30%-40%.

Ada pendorong sebenarnya: konsumsi. Dan ini ada di kalangan menengah ke atas. Cuma menurut sumber KONTAN, kalangan menengah ke atas ini kabarnya kurang yakin Covid selesai dan ekonomi membaik. Sementara menengah ke bawah kehilangan daya beli. Tapi masih bisa ditopang bantuan pemerintah untuk mendongkrak konsumsi. Seperti bantuan sosial, bantuan langsung tunaiIni harus tepat sasaran, jangan disalahgunakan.

Mungkin benar Indonesia belum resesi. Namun bagi tiga juta masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Covid 19, resesi sudah dirasakan mereka. Ya, resesi sugra atau resesi kecil atau resesi individu.

Penulis : Ahmad Febrian

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×