kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Elektronik


Senin, 09 Maret 2020 / 11:18 WIB
Rupiah Elektronik
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Satu persatu bisnis uang elektronik (e-money) milik operator telekomunikasi lenyap. Berawal dari Dompetku milik Indosat Ooredoo. Kemudian T-Cash, uang elektronik milik Telkomsel melebur menjadi LinkAja.

Kabar terbaru XL Axiata mengumumkan tutupnya XL Tunai. Pengumuman sejak awal Maret agar memberi waktu yang cukup bagi pelanggan membelanjakan atau cash out sisa saldo XL Tunai.

Apa penyebab pamitnya XL Tunai? Jawaban datang dari Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih. Ia menjelaskan, layanan e-money belum menemukan model bisnis yang tepat agar berkembang organik sesuai aturan Bank Indonesia (BI). "Kami memahami e-money merupakan bisnis layanan penuh dengan aturan ketat (heavy-regulated) dan membutuhkan kompetensi dan fokus bisnis," kata dia kepada KONTAN, Ahad (8/3) malam.

Sebagai operator telekomunikasi, XL Axiata berfokus kepada bisnis utama. Jangan khawatir, selanjutnya ada pengganti XL Tunai. "Bisnis layanan digital akan menjadi fokus utama anak usaha Axiata lain, yaitu Axiata Digital Service Indonesia," lanjut Ayu - sapaan Tri Wahyuningsih.

Apakah Axiata Digital bisa bersaing? Kita tunggu saja. Tapi, di tengah ingar bingar persaingan uang elektronik, muncul wacana menjadikan pulsa sebagai alat pembayaran pembelian di perusahaan over the top (OTT) raksasa, seperti Google, Netflix atau Apple. Langkah ini mencegah masuknya sistem pembayaran asing melayani bisnis di Indonesia.

Terpenting, memperkuat kedaulatan rupiah di ranah pembayaran elektronik. Dikhawatirkan OTT menggunakan sistem pembayaran luar negeri, tidak menggunakan mata uang rupiah. Padahal, peraturan BI No 17/3/PBI/2015 menegaskan kewajiban penggunaan rupiah di wilayah Indonesia. Hanya saja, sistem pulsa ini meninggalkan pekerjaan rumah. "BI harus punya sistem lagi monitor peredaran uang elektronik hasil konversi pulsa," kata seorang sumber KONTAN.

Sumber ini menerangkan ada alternatif lain. Yakni transaksi uang elektronik cross border dan interkoneksi kartu debit merchant e-commerce. Transaksi cross border menggandeng uang elektronik seperti Alipay dan WeChat.

Baik cross border maupun interkoneksi kartu debit di e-commerce wajib menggunakan mata uang rupiah. Ingat, mata uang rupiah tak cuma berdaulat secara fisik, tapi juga elektronik.

Penulis : Ahmad Febrian

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×