kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salam Duka Satu Juta


Rabu, 27 Januari 2021 / 09:33 WIB
Salam Duka Satu Juta
ILUSTRASI.


Sumber: Harian KONTAN | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Pemandangan pasukan berpakaian serba putih memanggul peti mati di pemakaman mulai menjadi aktivitas biasa di negeri ini. Satu di antara mereka aktif menyemprotkan disinfektan guna mengurangi risiko terpapar virus mematikan korona Covid-19.

Ya, beberapa hari ini kita menyaksikan makin masifnya pertumbuhan kasus virus korona Covid-19 di Indonesia. Pemerintah mengumumkan jumlah akumulasi kasus virus korona Covid-19 di Indonesia mencapai 1.012.350 kasus.

Yang membuat miris adalah tingkat kematian harian yang cukup tinggi, di atas 200 orang sehingga peringkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia terbesar ke 13 di dunia. Total kematian pasien Covid-19 hingga Selasa (26/1) kemarin mencapai 28.468 orang.

Sementara kasus pasien aktif atau masih menjalani pengobatan dan penyembuhan terdeteksi mencapai 163.526 orang. Padahal kemampuan daya tampung ruang isolasi dan ICU rumah sakit yang makin menipis karena rata-rata sudah di atas 80%.

Kita semua mungkin sudah bosan dan jenuh dengan situasi ini. Tenaga kesehatan juga jelas kedodoran dengan makin masifnya pasien yang datang dengan gejala dan keluhan Covid-19. Begitu juga penggali kubur, tukang peti mati, relawan pemulasaraan jenazah, semua tentu sama merasakan kebosanan menghadapi pandemi tak berujung ini.

Ikhtiar pemerintah untuk mendapatkan vaksin dari luar negeri tidak diimbangi dengan meningkatnya disiplin masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan mencegah penyebaran penularan virus. Orang yang bergejala enggan memeriksakan diri bahkan mengisolasi diri demi melindungi sesama.

Lebih parah lagi saat ini tracing kepada orang yang berhubungan langsung dengan pasien positif, hanya dilakukan apabila memang ada keluhan atau gejala. Artinya jika tanpa gejala mereka hanya diminta untuk melakukan isolasi mandiri.

Demikian juga perlakuan kepada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit karena keluhan penyakit penyerta, maupun yang menjalani isolasi di rumah sakti darurat. Mereka akan disuruh pulang apabila sudah tidak ada lagi gejala. Tidak ada lagi tes RT-PCR yang sebelumnya menjadi standar.

Kini benteng pertahanan terakhir menghadapi Covid-19 hanya ada pada diri kita sendiri. Disiplin protokol kesehatan meningkatkan imunitas tubuh dengan konsumsi makanan bergizi sampai vaksinasi atau arisan datangnya virus hingga pasukan putih yang setia menanti.

Penulis : Syamsul Ashar

Redaktur Pelaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×