kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sekuat tiang listrik


Senin, 20 November 2017 / 13:32 WIB
Sekuat tiang listrik


| Editor: Tri Adi

Seperti sudah diduga, Aku Harus Sekuat Tiang Listrik langsung menjadi trending pada akhir pekan lalu. Wajar saja, meski ditubruk dengan kondisi mobil penabrak rusak bagian grill, tiang listrik yang bersangkutan tetap tegak berdiri. Lecet sedikit, tapi tidak mengalami kerusakan berarti.

Sayangnya, tidak seperti tiang listrik yang tidak terluka karena tabrakan frontal, angka kecelakaan lalulintas di Indonesia cukup memprihatinkan. Catatan Kepolisian RI menyebut, angka kematian akibat kecelakaan di Indonesia termasuk tinggi di dunia, yakni antara 28.000 hingga 38.000 nyawa setiap tahun.

Adapun sesuai data yang dikeluarkan World Health Organization lewat situs World Life Expectancy, kematian akibat kecelakaan lalulintas Indonesia menduduki peringkat ke-72 dunia dengan angka kematian mencapai 19,68 per 100.000 penduduk (2014). Peringkat itu masih lebih baik dari Thailand (peringkat 14 dengan angka kematian 33,57 per 100.000) atau Malaysia (peringkat 34 dengan 25,25 per 100.000).

Tapi, Indonesia kalah jauh dengan Singapura yang menduduki ranking 157 dengan angka kematian 4,75. Atau Jepang, yang menduduki peringkat 5 besar negara yang lalulintasnya teraman di dunia.

WHO menganalisa, pertumbuhan pasar sepeda motor Indonesia yang luarbiasa selama 12 tahun belakangan, yakni dari 2005, menjadi kontributor terbesar angka kecelakaan fatal. Sejak tahun 2005, lebih dari 5 juta sepeda motor terserap pasar di Indonesia.

Hanya saja, tidak semua pengendara motor sadar pada keselamatan berkendara. Misalnya, menurut survey WHO, hanya 80% pengendara motor yang menggunakan helm dan bahkan 52% pembonceng memakai helm pada saat bersamaan. Pada kenyataannya, kita sering melihat orang dewasa memboncengkan anak sekolah yang tidak memakai helm, atau motor yang leluasa dikendarai oleh anak-anak usia SD dan SMP yang pastinya belum punya surat izin mengemudi (SIM). Selama ini, kecelakaan pengendara motor telah menyumbang 36% korban jiwa dari survei di atas, disusul kecelakaan bus. Karena terlalu sering terjadi dan diberitakan, kita jadi abai.

Sejauh ini, polisi sudah berupaya menekan angka kecelakaan dengan menegakkan aturan berlalulintas dan menggalakkan kampanye keselamatan. Namun, itu saja tidak cukup. Keselamatan berlalulintas bergantung pada kesadaran penggunanya. Yah, kalau saja semua orang sadar bahwa kita tidaklah sekuat tiang listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×