kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Sesuaikan orientasi waktu


Selasa, 04 September 2018 / 14:46 WIB
Sesuaikan orientasi waktu


Reporter: Grace Olivia | Editor: Tri Adi

Menjelang akhir tahun, guncangan pada pasar saham maupun pasar obligasi dalam negeri kian menguat. Jajaran sentimen negatif dari eksternal, ditambah oleh pelemahan nilai tukar rupiah membuat kinerja instrumen investasi terkoreksi.

Banyaknya sentimen negatif yang mendera tersebut kemungkinan besar masih akan berlanjut setidaknya sampai akhir tahun. Karena itu, investor harus mulai memilah portofolio-nya sesuai dengan orientasi waktu.

Investor jangka panjang seharusnya dapat tetap tenang. Pasar saham bisa menjadi pilihan karena harga sudah relatif lebih murah. Investor juga bisa memanfaatkannya untuk masuk dan mengakumulasi. Apalagi, menjelang akhir tahun, ada momentum window dressing yang biasanya membuat harga indeks kembali naik.

Investor juga tidak perlu terlalu khawatir dengan tahun kontestasi politik. Sejauh ini, sejarah membuktikan indeks saham tidak pernah negatif di tahun pemilihan presiden. Justru, kelihatannya ada optimisme di pasar yang menggiring dana asing masuk.

Di sisi lain, pada tren kenaikan suku bunga, instrumen obligasi juga tak serta merta jadi tak menarik. Untuk jangka waktu menengah, obligasi masih menjadi pilihan yang baik. Toh, saat ini yield surat utang negara (SUN) bertenor 10 tahun sudah cukup tinggi karena mencapai 8,3%.

Dengan kondisi yield SUN acuan tersebut, tentu saja yield obligasi korporasi akan lebih tinggi lagi. Memang, bagi pemegang obligasi sejak awal tahun pasti akan merasakan rugi karena harga turun. Namun, bagi investor yang ingin masuk bisa menahan dana dalam jangka menengah, ini momentum yang bagus.

Untuk jangka pendek, risiko di pasar memang masih besar. Terutama pada instrumen berbasis obligasi. Soalnya, suku bunga acuan berpotensi naik di tengah pelemahan rupiah. Ini membuat investor beralih ke pasar uang atau bila punya dana yang memadai, bisa juga masuk ke reksadana berdenominasi dollar AS untuk memanfaatkan penguatan dollar saat ini.

Wawan Hendrayana
Head of Investment Research Infovesta Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×